• News

SpaceX Bangun Ratusan Satelit Mata-mata, China Sebut AS Ancam Keamanan Global

Yati Maulana | Selasa, 19/03/2024 20:05 WIB
SpaceX Bangun Ratusan Satelit Mata-mata, China Sebut AS Ancam Keamanan Global Seorang penjaga keamanan memantau pintu masuk saat peluncuran uji terbang tanpa awak, dekat Brownsville, Texas, AS 13 Maret 2024. REUTERS

BEIJING - Militer Tiongkok dan media pemerintah pada Minggu menuduh Amerika Serikat mengancam keamanan global, beberapa hari setelah laporan Reuters yang menemukan bahwa SpaceX milik Elon Musk sedang membangun ratusan satelit mata-mata untuk badan intelijen AS.

Unit Starshield SpaceX sedang mengembangkan jaringan satelit di bawah kontrak rahasia senilai $1,8 miliar dengan National Reconnaissance Office (NRO), Reuters melaporkan pada hari Jumat, mengutip lima sumber yang mengetahui program tersebut.

Sebuah akun media sosial yang dijalankan oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) mengatakan program SpaceX mengekspos Amerika Serikat yang “tidak tahu malu dan standar ganda” ketika Washington menuduh perusahaan teknologi Tiongkok mengancam keamanan AS.

“Kami mendesak perusahaan-perusahaan AS untuk tidak membantu penjahat melakukan kejahatan,” Junzhengping, akun yang dijalankan oleh PLA, memposting di platform media sosial Weibo pada hari Minggu. Akun tersebut memiliki 1,1 juta pengikut.

“Semua negara di seluruh dunia harus waspada dan melindungi terhadap ancaman keamanan baru dan bahkan lebih besar yang diciptakan oleh pemerintah AS,” tulis postingan tersebut.

Wang Yanan, pemimpin redaksi Aerospace Knowledge, sebuah majalah yang diawasi oleh Partai Komunis yang berkuasa, dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa proyek satelit SpaceX menimbulkan "tantangan terhadap keamanan dan stabilitas global".

“Pengintaian intelijen tingkat tinggi yang dilakukan Amerika Serikat terhadap negara atau wilayah yang menjadi perhatiannya pasti akan menyebabkan beberapa isu hangat menjadi lebih sensitif atau bahkan meningkat,” kata Wang kepada The Global Times, sebuah surat kabar yang dikendalikan pemerintah Tiongkok, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu.

Musk menjalankan perusahaan lain termasuk pembuat kendaraan listrik Tesla yang memiliki kehadiran manufaktur besar di Tiongkok. Baik Junzhengping maupun Global Times tidak menyebut Musk atau Tesla.
Menanggapi laporan Reuters, NRO mengakui misinya untuk mengembangkan sistem pengawasan berbasis ruang angkasa, namun menolak berkomentar mengenai sejauh mana keterlibatan SpaceX.

SpaceX, operator satelit terbesar di dunia, tidak menanggapi beberapa permintaan komentar mengenai kontrak tersebut.

Jaringan Starshield yang direncanakan terpisah dari Starlink, konstelasi broadband komersial SpaceX yang sedang berkembang dan memiliki sekitar 5.500 satelit di luar angkasa untuk menyediakan internet hampir global bagi konsumen, perusahaan, dan lembaga pemerintah.

Peneliti Tiongkok di PLA selama dua tahun terakhir telah mempelajari penerapan Starlink dalam perang di Ukraina dan berulang kali memperingatkan tentang risiko yang ditimbulkannya terhadap Tiongkok.

Tiongkok mengatakan pihaknya juga berencana untuk mulai membangun konstelasi satelitnya sendiri.

Space X, NRO, dan Pentagon tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai reaksi Tiongkok terhadap kontrak tersebut.

FOLLOW US