• News

Koalisi Politik di Israel Pecah, Pemilu 2026 Kemungkinan Dimajukan Tahun Ini

Yati Maulana | Jum'at, 15/03/2024 05:05 WIB
Koalisi Politik di Israel Pecah, Pemilu 2026 Kemungkinan Dimajukan Tahun Ini Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan konferensi pers di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv, Israel, 28 Oktober 2023. Foto via Reuters

JERUSALEM - Blok sentris dalam pemerintahan persatuan Israel yang dibentuk di sekitar mantan menteri pertahanan Benny Gantz telah bubar, menambah tekanan pada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu lima bulan setelah perang Gaza.

Setelah berbulan-bulan aturan normal politik ditangguhkan, perpecahan ini secara luas dipandang sebagai tanda awal menjelang kemungkinan pemilu dalam beberapa bulan mendatang, jauh sebelum tanggal jatuh tempo pada bulan Oktober 2026.

Gideon Saar, mantan menteri kehakiman yang meninggalkan partai sayap kanan Likud Netanyahu untuk bergabung dengan Gantz, secara tak terduga mengumumkan pada Selasa malam bahwa ia mengakhiri kemitraan tersebut dan membentuk blok kanan-tengah yang terpisah di parlemen.

Kedua tokoh tersebut bergabung dengan mitra koalisi sayap kanan Netanyahu dalam pemerintahan darurat persatuan nasional pada bulan Oktober setelah serangan pimpinan Hamas terhadap Israel yang memicu perang.

Pergeseran koalisi seperti ini merupakan ciri abadi politik internal Israel dan langkah tersebut seharusnya tidak berdampak langsung pada stabilitas pemerintahan, karena Saar berpotensi mendapatkan kursinya sendiri di kabinet perang.

Namun para analis mengatakan perpecahan itu menandakan kembalinya politik sebelum perang seperti biasa di Israel.

“Di samping perselisihan politik yang sedang berlangsung, langkah ini merupakan bukti meningkatnya perpecahan dalam politik Israel setelah 7 Oktober: kembalinya kelompok sayap kanan versus kiri-tengah,” tulis Amit Segal, kolumnis di outlet berita N12.

Gantz, yang merupakan favorit kuat untuk menjadi perdana menteri Israel berikutnya, telah mengecewakan mitra koalisi sayap kanan dan nasionalis agama dengan kunjungan bulan ini ke Washington dan London, yang dilakukannya tanpa persetujuan Netanyahu.

“Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa ada tantangan dalam tindakan pemerintah,” katanya dalam pidato di parlemen pada hari Rabu, namun menyerukan persatuan dan mendesak semua pihak untuk “melakukan apa yang benar untuk Israel”.

“Ketika perang berakhir, kami akan mengadakan pemilu dan semua kandidat dapat menjelaskan apa yang mereka tawarkan dan apa yang telah mereka lakukan untuk negara selama masa sulit ini,” katanya.

Pada hari Rabu, Channel 12, salah satu stasiun televisi utama Israel menerbitkan jajak pendapat yang menunjukkan meningkatnya dukungan terhadap pemilihan umum dini, baik segera atau setelah perang di Gaza berakhir, dengan sebanyak 50% pemilih sayap kanan mendukungnya.

Jajak pendapat tersebut terus menunjukkan Partai Persatuan Nasional pimpinan Gantz mempertahankan keunggulan atas Partai Likud, dan Gantz sendiri unggul 12 poin atas Netanyahu.

FOLLOW US