BPS Catat Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 47 Bulan Beruntun
Dengan surplusnya neraca perdagangan pada Februari 2024 menjadikan Indonesia mencatatkan surplus untuk 46 bulan berturut-turut
Surplus neraca perdagangan Januari 2024 ini ditopang oleh surplus pada komoditas nonmigas yaitu sebesar USD3,32 miliar
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas lain guna meningkatkan ketahanan eksternal
Realisasi neraca dagang sepanjang tahun ini lebih rendah dibandingkan posisi 2022 yang sebesar USD54,46 miliar
Hanya saja, surplus perdagangan Mei 2023 ini tercatat lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan Mei 2022
Neraca perdagangan Indonesia pada April 2023 kembali mengalami surplus sebesar 3,94 miliar dolar AS.
Aliran masuk modal asing pada investasi portofolio terus berlanjut pada 2023 yang hingga 28 April 2023 mencatat net inflows USD1,4 miliar
Pemerintah akan mewaspadai risiko penurunan permintaan ekspor dari negara mitra utama dagang yakni Amerika Serikat, China, Uni Eropa, dan Jepang
Komoditas Nonmigas Topang Surplus Neraca Perdagangan RI Juli 2022
Tercatat nilai ekspor Indonesia Juli 2022 mencapai US$25,57 miliar
Ekspor China Melonjak 17,9% di Bulan Juni
Neraca Perdagangan Surplus Sinyal Ekonomi RI Kuat
Impor migas Maret 2022 senilai US$3,49 miliar, naik 20,33 persen dibanding Februari 2022
Neraca Perdagangan dilaporkan surplus US$4,53 miliar pada Maret 2022 yang disumbang dari sektor nonmigas sebesar US$6,62 miliar
Secara kumulatif neraca perdagangan RI periode Januari-November 2021 mengalami surplus 34,32 miliar dolar AS.
Performa ekspor dan impor bulan Maret 2021 sangat bagus dan impresif
Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di sepanjang tahun lalu sebesar US$ 4,7 miliar
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menyampaikan pemerintahan Trump melihat perdagangan sebagai proposisi menang-kalah
Surplus perdagangan Indonesia dari China sebesar USD0,06 miliar pada Oktober yang berasal dari ekspor nonmigas USD2,86 miliar dan impor USD2,8 miliar