• Sains

Banjir dan Kekeringan Meningkat, India Gunakan Kecerdasan Buatan AI dalam Prakiraan Cuaca

Yati Maulana | Senin, 25/12/2023 06:05 WIB
Banjir dan Kekeringan Meningkat, India Gunakan Kecerdasan Buatan AI dalam Prakiraan Cuaca Seorang pria berjalan melewati kendaraan konstruksi yang tertutup puing-puing akibat banjir bandang di Rangpo, negara bagian Sikkim, India, 8 Oktober 2023. Foto: Reuters

MUMBAI - India sedang menguji kecerdasan buatan (AI) untuk membangun model iklim guna meningkatkan prakiraan cuaca ketika hujan lebat, banjir, dan kekeringan merajalela di negara yang luas itu, kata seorang pejabat cuaca terkemuka.

Pemanasan global telah memicu benturan sistem cuaca yang lebih intens di India dalam beberapa tahun terakhir, meningkatkan kejadian cuaca ekstrem, yang menurut perkiraan Pusat Sains dan Lingkungan independen telah menewaskan hampir 3.000 orang pada tahun ini.

Badan-badan cuaca di seluruh dunia berfokus pada AI, yang dapat menurunkan biaya dan meningkatkan kecepatan, dan yang menurut Kantor Meteorologi Inggris dapat "merevolusi" prakiraan cuaca, dengan model terbaru yang didanai Google ternyata memiliki kinerja yang lebih baik daripada metode konvensional.

Prakiraan cuaca yang akurat sangat penting di India, negara berpenduduk 1,4 miliar orang, banyak yang miskin, dan merupakan produsen beras, gandum, dan gula terbesar kedua di dunia.

Departemen Meteorologi India (IMD) memberikan perkiraan berdasarkan model matematika menggunakan superkomputer. Penggunaan AI dengan jaringan observasi yang diperluas dapat membantu menghasilkan data perkiraan berkualitas lebih tinggi dengan biaya lebih rendah.

Departemen mengharapkan model dan saran iklim berbasis AI yang dikembangkannya dapat membantu meningkatkan perkiraan cuaca, K.S. Hosalikar, kepala penelitian dan layanan iklim di IMD, mengatakan kepada Reuters.

Kantor cuaca telah menggunakan AI untuk menghasilkan peringatan masyarakat mengenai gelombang panas dan penyakit seperti malaria, kata Hosalikar. Pemerintah berencana untuk menambah jumlah observatorium cuaca, menyediakan data hingga tingkat desa, dan berpotensi menawarkan data dengan resolusi lebih tinggi untuk prakiraan cuaca, katanya.

Pemerintah mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka ingin menghasilkan prakiraan cuaca dan iklim dengan memasukkan AI ke dalam model tradisional, dan telah mendirikan pusat untuk menguji gagasan tersebut melalui lokakarya dan konferensi.

“Model AI tidak memerlukan biaya tinggi untuk menjalankan superkomputer – Anda bahkan dapat menjalankannya dari desktop berkualitas baik,” kata Saurabh Rathore, asisten profesor di Indian Institute of Technology-Delhi.

Data yang lebih baik juga diperlukan untuk memanfaatkan AI secara maksimal, kata para ahli.

“Tanpa memiliki data beresolusi tinggi dalam ruang dan waktu, tidak ada model AI untuk memperbesar perkiraan model spesifik lokasi yang ada,” kata Parthasarathi Mukhopadhyay, ilmuwan iklim di Institut Meteorologi Tropis India.

FOLLOW US