• News

Alasan Vokasi Beri Dampak Tercepat Wujudkan SDM Unggul

Agus Mughni Muttaqin | Senin, 11/12/2023 18:45 WIB
Alasan Vokasi Beri Dampak Tercepat Wujudkan SDM Unggul Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim (Foto: Youtube)

JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyebut satuan pendidikan vokasi, baik SMK maupun politeknik, memiliki dampak tercepat terhadap upaya mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul.

"Pendidikan vokasi punya dampak tercepat untuk mewujudkan SDM unggul. Kenapa? Karena anak-anak yang keluar dari vokasi mereka langsung terjun ke lapangan untuk bekerja dan memperbesar ekonomi ke depan," kata Nadiem saat membuka kegiatan Vokasifest X Festival Kampus Merdeka di Jakarta, pada Senin (11/12).

Dalam acara yang dihadiri Presiden RI Joko Widodo ini, Nadiem menyebutkan, Indonesia perlu bergerak lebih cepat agar menjadi kekuatan di dunia dengan pendapatan per kapita yang diharapkan terus meningkat. Dengan demikian, mampu keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap).

Karena itu, para siswa atau mahasiswa di pendidikan vokasi dibekali oleh kemampuan softskill dan hardskill yang disesuaikan dengan kebutuhan industri sehingga mereka siap untuk langsung bekerja ketika sudah lulus.

"Kesempatan keterserapan para lulusan pendidikan vokasi yang tinggi terhadap industri tersebut mampu mendorong perekonomian Indonesia, sehingga diperkirakan memiliki produk domestik bruto (PDB) terbesar keempat di dunia pada 2050," katanya.

Untuk mengoptimalkan kesempatan tersebut, lanjut Nadiem, pihaknya melakukan tiga perubahan besar untuk transformasi pendidikan tinggi dan vokasi. Tiga perubahan besar ini meliputi mewujudkan sistem pendidikan yang lebih terbuka terhadap inovasi, pembelajaran yang terintegrasi dengan industri dan daerah, serta pendidikan yang lebih inklusif, aman dan memberdayakan.

"Ada diskusi dengan Presiden, Pak Joko Widodo cukup frustrasi dengan keadaan pendidikan kita saat itu yang kaku, tidak lebih terbuka dan relevan, ada pembatas antara dunia akademik dan industri," ujarnya.

FOLLOW US