• Info DPR

Jangan Ulangi Sejarah 1998, Masinton: Pemilu 2024 Harus Terpuji dan Terpercaya

Aliyuddin Sofyan | Kamis, 16/11/2023 18:45 WIB
Jangan Ulangi Sejarah 1998, Masinton: Pemilu 2024 Harus Terpuji dan Terpercaya Anggota Fraksi PDIP Masinton Pasaribu. Foto: dpr

JAKARTA - Anggota DPR RI Masinton Pasaribu mengharapkan agar Pemilu 2024 berjalan secara demokratis tanpa ada kecurangan dari pihak manapun. Pemilu 2024 harus terpuji dan terpercaya.

Demikian disampaikan Masinton dalam diskusi Dialektika Demokrasi dengan tema ‘Nomor Urut Pasangan Capres Telah Ditetapkan, Saatnya Menuju Kampanye dengan Damai’ di Gedung Nusantara III, Senayan, Jakarta, Kamis (16/11/2023).

“Demokrasi harus berjalan melalui kontestasi pemilu ini, yaitu jujur, adil, terpuji dan terpercaya agar hasilnya legitimate,” ujar Masinton.

Politisi Fraksi PDI-P ini menyampaikan bahwa pemilihan umum harus berlangsung secara demokratis dan tidak sekadar ajang mencari pemenang.

“Pemilu ini bukan sekedar ajang menang kalah, tetapi proses suara rakyat itu harus dihormati. Demokrasinya harus dijalanin bukan sekedar jadwal 5 tahunan. Intinya kan kita pengen kontestasi ini berjalan secara demokratis, tidak boleh ada kecurangan, tidak boleh menggunakan penyalahgunaan wewenang untuk memenangkan pasangan calon tertentu, dan tentu kami akan menjaga bersama-sama proses demokrasi ini,” ujarnya.

Indonesia pernah mengalami Pemilu yang penuh kecurangan di 1998. Walhasil, rakyat menganggap tidak legitimate hasil Pemilu saat itu. Persoalan seperti itu tidak boleh terulang di Pemilu 2024, sehingga rakyat harus bersama-sama menjaga proses demokrasi tersebut.

Anggota Komisi XI DPR RI ini juga menekankan bahwa ia tidak ingin terjadi lagi hal seperti Pemilu 1998. Ia lantas menyinggung permasalahan yang terjadi pada pemilu tahun 1997 silam yang disinyalir menjadi pemicu pergerakan di masa itu.

“Soeharto (pada) 1997 melaksanakan pemilu dan menang 70 persen tapi rakyat tidak percaya dengan hasil proses pemilu yang curang tersebut. (Tahun) 1998 rakyat bergerak, mahasiswa bergerak, dan kita dudukin Gedung DPR di sini. Sejarah kecurangan, kejahatan demokrasi yang menyelenggarakan pemilu secara manipulatif dan hasil yang manipulatif dan penuh kecurangan, tidak diterima oleh rakyat dan tidak legitimate di hadapan rakyat, maka jangan diulang lagi,” tegasnya.

FOLLOW US