• News

Data Bicara, Tak Ada Migrasi Asap dari Indonesia ke Negara Tetangga

Pamudji Slamet | Minggu, 08/10/2023 16:35 WIB
Data Bicara, Tak Ada Migrasi Asap dari Indonesia ke Negara Tetangga Ilustrasi

JAKARTA - Indonesia memastikan tidak ada migrasi asap ke negara tetangga, di tengah kejadian kebakaran hutan dan lahan. Kepastian ini berdasarkan rujukan data dari sumber data yang kredibel.

Polemik migrasi asap mencuat ketika muncul tudingan dari Malaysia. Tudingan ini menyebut adanya kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia menyeberang ke Malaysia.

Tidak ingin membiarkan tudingan itu menjadi bola panas, pemerintah Indonesia, melalui Menteri Lingkugan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyampaikan pernyataan resmi. Ditegaskan bahwa tudingan tersebut tidak benar, alias salah besar.

"Kami terus mengikuti perkembangan dan tidak ada transboundary haze ke Malaysia," ujar Siti Nurbaya belum lama ini.

Bantahan tersebut memiliki rujukan kuat, berupa data dari The ASEAN Specialised Meteorological Centre (ASMC) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Data yang didapat dari kedua institusi tersebut adalah peta citra asap lintas batas.

Hasil pantauan ASMC, selama beberapa hari asap terpantau moderat hingga pekat di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan Arah angin di Indonesia pada umumnya dari tenggara ke barat laut hingga timur laut.

Berdasar data kedua lembaga tersebut, dipastikan tidak ada kabut asap lintas batas dari Indonesia menyeberang ke Malaysia.

"Jadi jelas ya, keduanya menyatakan tidak ada asap lintas batas," kata Siti Nurbaya.

Sekali lagi, argumentasi bahwa tidak ada pergerakan asap lintas batas ke negara tetangga bersandar kepada data. Ini argumentasi data, bukan hanya kata.

Pemerintah Indonesia, kata Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Laksmi Dhewanthi, selalu berlandaskan data ilmiah dalam menyikapi asap lintas batas yang menyeberang ke negara-negara tetangga.  

"Kami memantau menggunakan data ASMC yang dioperasikan di Singapura, serta BMKG dengan Himawari," ujar Laksmi di Jakarta, Sabtu (7/10/2023).

"Kami tidak memantau di sana asapnya bagaimana dan dari mana, tetapi yang kami lihat benar-benar berbasis data karena semua yang kami lakukan juga harus berbasis sains dan data, sehingga nanti kami mudah menelusuri dan mudah melakukan pembuktian," paparnya.

Yang terkini, berdasarkan data dari ASMC dan BMKG, hingga Sabtu (7/10/2023) tidak terdeteksi pergerakan asap lintas batas dari wilayah-wilayah Indonesia yang sedang mengalami kebakaran hutan dan lahan. Yakni Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.  

Laksmi menambahkan, data dari ASMC dan BMKG merupakan data terbuka, yang bisa diakses oleh siapapun. Jadi, siapapun bisa melihat,  apakah ada asap yang menyeberang atau tidak.

FOLLOW US