BRUSSELS - Para emigran Iran berbaris di Brussel pada hari Jumat, menjelang peringatan satu tahun kematian Mahsa Amini, seorang wanita Kurdi Iran berusia 22 tahun yang kematiannya dalam tahanan polisi moralitas Iran memicu protes selama berbulan-bulan dalam protes anti-pemerintah.

Ribuan demonstran, sambil mengacungkan foto Amini dan banyak lainnya yang tewas dalam protes tersebut, menyerukan penggulingan teokrasi Iran dan pembentukan republik demokratis.

Penyelenggara mengatakan mereka juga menuntut kebijakan Uni Eropa yang bersatu untuk meminta pertanggungjawaban ulama Syiah di Iran atas pelanggaran yang dilakukan.

Protes yang terjadi setelah kematian Amini, yang ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian wajib Republik Islam, berubah menjadi unjuk rasa penentangan terbesar terhadap pemerintah Iran selama bertahun-tahun.

Lebih dari 500 orang termasuk 71 anak di bawah umur tewas, ratusan terluka dan ribuan ditangkap, kata kelompok hak asasi manusia, dalam kerusuhan yang akhirnya ditumpas oleh pasukan keamanan.

Pemerintah Teheran menuduh Amerika Serikat dan Israel serta agen-agen lokal mereka mengobarkan kerusuhan untuk mengganggu stabilitas Iran.