• News

Akademisi UIKA Bogor Nilai Lagu Ya Lal Wathon Bikin Semangat Pemenangan Pasangan AMIN

Tim Cek Fakta | Rabu, 13/09/2023 18:27 WIB
Akademisi UIKA Bogor Nilai Lagu Ya Lal Wathon Bikin Semangat Pemenangan Pasangan AMIN Ade Irma, MH., Dosen Prodi Komukasi Penyiaran Islam (KPI) Universitas Ibnu Khaldun (UIKA) Bogor, Jawa Barat. Foto: dok. katakini

JAKARTA  - Lagu “kebangsaan” Nahdlatul Ulama (NU) Ya Lal Wathon, mengumandang di kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) saat menerima silaturahmi pasangan bacapres Anies Rasyid Baswedan dan bacawapres Muhaimin Iskandar (AMIN), Selasa (12/9/2023) kemarin.

Lagu tersebut dinyanyikan dengan penuh semangat oleh pasangan AMIN beserta seluruh hadirin dan dipimpin langsung oleh Presiden PKS Ahmad Syaikhu.

Ade Irma, MH., dosen Program Studi (Prodi) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Universitas Ibnu Khaldun (UIA) Bogor, Jawa Barat menilai, lagu Ya Lal Wathon akan mampu membakar semangat perjuangan untuk memenangkan pasangan AMIN pada Pilpres 2024 mendatang.

"Lagu tersebut dinyanyikan secara serentak dapat membakar semangat perjuangan pemenangan pasangan AMIN,” kata Ade Irma, Rabu (13/9/2023).

Ade Irma mengatakan, lagu tersebut sebagai amanat kepada keduanya agar kelak bila terpilih menjadi pemimpin yang amanah, cinta tanah air, dan menjunjung tinggi nilai keadilan. “Juga menumbuhkan semangat nasionalisme agar masyarakat Indonesia dan NKRI semakin maju, seperti yang dikehendaki oleh pencipta lagu itu, yakni KH. Wahab Chasbullah," ujarnya.

Lagu Ya Lal Wathon adalah lagu yang diciptakan oleh salah seorang tokoh NU, KH. Wahab Chasbullah untuk menegaskan cinta tanah air dan nasionalisme yang kuat kepada masyarakat, khususnya generasi muda Indonesia.

Seperti diberitakan KBA News sebelumnya, banyak pihak menilai positif berkumandangnya lagu semangat perjuangan khas NU tersebut di kantor DPP PKS, sebab selama ini banyak pihak yang menganggap bahwa PKS anti NU, bahkan selalu berseberangan. Begitu juga dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang identik dengan NU, partai yang dipimpin oleh bacapres Muhaimin Iskandar ini dinilai sulit menyatu dan bekerja sama dengan PKS.

“Perbedaan yang selama ini terlihat di permukaan sirna sudah, dan mereka mulai berangkulan dalam Pilpres 2024,” kata Pengamat Komunikasi Politik dan Sosial Frans Immanuel Saragih.