JAKARTA - Pemimpin paramiliter Sudan Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal sebagai Hemedti, menyerukan penggantian kepemimpinan militer pada Jumat, 28 Juli 2023, dalam penampilan pertamanya di depan kamera sejak pertempuran pecah.

Pertempuran yang pecah pada bulan April ketika tentara Sudan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter bersaing untuk mendapatkan kekuasaan di tengah transisi yang direncanakan menuju pemerintahan sipil, telah menyebabkan perpindahan lebih dari 3 juta orang dan melemparkan negara itu ke dalam salah satu dari krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Setidaknya 580 warga sipil tewas hanya di Khartoum, ibu kota, menurut relawan setempat, menurut penghitungan Reuters.

Video Hemedti diposting ke halaman Facebook kelompok paramiliter yang menunjukkan dia dikelilingi oleh anggota RSF yang bersorak-sorai, saat dia meminta maaf kepada rakyat Sudan atas dampak konflik yang sedang berlangsung.

"Kami memberi tahu saudara-saudara kami di angkatan bersenjata, jika Anda menginginkan solusi cepat ubah kepemimpinan Anda dan kami akan mencapai kesepakatan dalam 72 jam."

Hemedti juga memperingatkan bahwa Ahmed Haroun, seorang mantan pejabat di bawah mantan Presiden Omar Al Bashir yang melarikan diri dari penjara pada akhir April, memimpin komite keamanan di bagian timur negara di mana tentara memegang kendali. Dalam pesan audio sebelumnya, Hemedti menuduh tentara menerima perintah dari loyalis otokrat, yang berkuasa selama hampir tiga dekade.