JAKARTA - Miliarder Rusia Roman Abramovich pada Rabu akan menantang sanksi Uni Eropa yang dijatuhkan kepadanya setelah perang Ukraina, dengan alasan bahwa pembatasan itu diberlakukan hanya karena dia adalah orang Rusia yang terkenal, kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut. .

Setelah Presiden Vladimir Putin memerintahkan puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari, Uni Eropa memberikan sanksi kepada pejabat Rusia dan sejumlah pengusaha Rusia sambil membekukan ratusan miliar dolar aset Rusia.

Uni Eropa pada Maret 2022 menggambarkan Abramovich, kini berusia 56 tahun, sebagai "oligarki yang memiliki hubungan dekat dengan Vladimir Putin" termasuk "akses istimewa" ke kepala Kremlin, koneksi yang menurut UE telah membantunya mempertahankan asetnya.

Abramovich mengajukan gugatan terhadap sanksi UE pada 25 Mei 2022, dan pada hari Kamis Pengadilan Umum Pengadilan Kehakiman Uni Eropa akan mendengarkan gugatan tersebut, kata seorang sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.

Pengacaranya akan berpendapat bahwa sanksi Uni Eropa tidak berdasar dan dijatuhkan murni karena dia adalah seorang pengusaha terkenal Rusia, kata sumber itu.

"Dia tidak dikenai sanksi karena bukti yang berkaitan dengan kriteria: dia dikenai sanksi hanya karena secara politis, pengusaha Rusia yang paling terkenal harus dihukum meskipun ini adalah kesalahan yang nyata," kata sumber tersebut.

Abramovich, yang juga memegang kewarganegaraan Israel, adalah salah satu pengusaha paling kuat yang memperoleh kekayaan luar biasa setelah pecahnya Uni Soviet tahun 1991. Forbes telah menempatkan kekayaan bersihnya sebesar $9,2 miliar.