• Oase

Mimpi Raja Rabi`ah bin Nashr tentang Tanda Kenabian Akhir Zaman

Rizki Ramadhani | Minggu, 21/05/2023 15:01 WIB
Mimpi Raja Rabi`ah bin Nashr tentang Tanda Kenabian Akhir Zaman Ilustrasi (headtopics)

Jakarta - Allah Subhanahu wa ta’ala menetapkan berbagai tanda kenabian Muhammad shallallahu `alaihi wasallam sudah ada sebelum masa beliau shallallahu `alaihi wasallam dilahirkan dan diutus. Sebagaimana kisah mimpi Rabi’ah bin Nashr, seorang Raja di Yaman sekitar dua abad sebelum nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam dilahirkan.

Rabi’ah bin Nashr menjadi raja Yaman setelah merebut kekuasaan dari Tubba’ As’ad Abi Karib. Pada masa kekuasaannya, Rabi’ah bin Nasr bermimpi melihat hal yang menakutkan. Beliau pun merasa cemas karenanya.

Selanjutnya, sang Raja memanggil semua orang berilmu dari kerajaannya. Maka berkumpulah para dukun, penyihir, peramal, hingga ahli nujum. Rabi’ah bin Nashr meminta mereka menceritakan kembali mimpi yang dirahasiakannya, kemudian menjelaskan arti mimpinya tersebut.

Salah seorang diantara peserta yang hadir menyarankan agar sang Raja bertanya kepada Syathih dan Syiqq. Mereka adalah peramal atau dukun (kahin) yang sangat terkenal kesaktiannya. Hanya mereka yang mampu menjelaskan tentang mimpi dan takwilnya tersebut. Karena tidak ada seorang pun yang lebih berpengetahuan mengenai hal ini dibandingkan mereka berdua.

Meringkas kisah, Raja Rabi’ah bin Nashr bertemu Syathih. Sang Penguasa Yaman ini meminta Syathih untuk menceritakan mimpinya dan menakwilkannya.

Syathih mulai membuka tabir rahasia tentang mimpi menakutkan yang dialami sang Raja. Mimpi tersebut berupa suatu gumpalan hitam bagaikan arang (panas membakar) yang keluar dari tempat gelap. Kemudian, gumpalan hitam ini jatuh ke tanah yang datar dan melahap semua mahluk hidup.

Selanjutnya, Syathih mulai menakwilkannya. Adapun arti mimpi tersebut bahwa orang-orang Habasyah (Ethiopia) pasti akan menguasai negeri Yaman, mulai dari daerah antara Abyan sampai Juras. Peristiwa ini akan terjadi pada masa setelah Raja Rabi’ah bin Nashr berkuasa di Yaman, sekitar 60 atau 70 tahun yang akan datang.

Namun orang Habasyah tersebut hanya berkuasa sekitar 70 tahun lebih. Adapun orang yang akan mengusir mereka adalah Iram Dzi Yazan. Dia akan mendatangi orang Habasyah dari Adn dan tidak meninggalkan seorang pun dari mereka di Yaman.

Akan tetapi daerah-daerah tersebut tidak selamanya berada dalam kekuasaan Dzi Yazan. Karena Yaman pada akhirnya akan dikuasai oleh seorang nabi yang suci, yang memperoleh wahyu dari Dzat Yang Maha Tinggi.

Nabi itu berasal dari salah seorang keturunan Ghalib bin Fihr bin Malik bin al-Nadlr. Kekuasaan berada dalam genggaman kaumnya sampai dunia berakhir. Yaitu suatu hari dimana seluruh manusia sejak pertama sampai generasi terakhir dihimpun di dalamnya. Pada hari itu, orang-orang yang berbahagia adalah yang selalu berbuat baik dan orang-orang yang jahat akan celaka.

Dipenghujung takwilnya, Syatih menyatakan bahwa yang dikatakannya ini merupakan kebenaran sejati. Syathih mendapatkan pengetahuan ini dari temannya yang berasal dari golongan jin. Jin tersebut pernah ikut mendengarkan berbagai kabar langit pada saat Allah ﷻ berbicara kepada nabi Musa `alaihissalam di gunung Tursina. Selanjutnya, jin ini menyampaikannya kepada Syathih.

Semoga Allah ﷻ memberikan hidayah kepada kita. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US