Jakarta - Memiliki keistimewaan yang tidak mampu diserupakan oleh yang lainnya bagaikan mimpi bagi kebanyakan manusia. Karunia ini menjadi berkah jika dipergunakan dengan baik untuk tujuan yang mulia. Sebagaimana kisah berikut ini.
Telah kita ketahui bersama bahwa nabi Sulaiman `alaihissalam pernah diuji Allah Subhanahu wa Ta`ala dengan menjadikan jasad tergeletak di atas singgasananya. Namun beliau `alaihissalam segera bertaubat setelah menyadari kesalahannya.
Al-Qur’an mengabadikan kisah selanjutnya dalam surah (ke-38) Shad ayat 35,”Dia (Sulaiman) berkata, “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapa pun setelahku. Sungguh Engkaulah Yang Maha Pemberi.”
Nabi yang salih ini mengawali doanya dengan beristighfar kepada Allah ﷻ, mengakui dosa-dosa. Kemudian memanjatkan permohonan beliau `alaihissalam.
Nabi yang juga menjadi raja bani Israil ini meminta dunia kepada Allah Azza wa Jalla. Beliau `alaihissalam berkeinginan menyebarkan kebenaran dan agama Allah ﷻ melalui sarana dunia tersebut. Sebagaimana putera nabi Daud `alaihissalam ini ingin memiliki banyak anak agar bisa berjihad di jalan Allah ﷻ.
Allah Azza wa Jalla pun mengabulkan doa beliau `alaihissalam. Nabi Sulaiman `alaihissalam dianugerahi kerajaan yang tidak pernah dimiliki oleh siapa pun. Bahkan hingga masa setelahnya.
Tidak hanya itu saja karunia yang hanya diberikan kepada nabi yang berasal dari bani Israil ini. Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-38) Shad ayat 36,“Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang dikehendakinya.”
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qurthubi, bahwa sifat angin yang tunduk kepada nabi Sulaiman `alaihissalam adalah rukhaa`an (lembut), angin tersebut dapat bergerak dengan cepat. Angin yang sangat kencang tiupannya itu berhembus dengan perintah beliau `alaihissalam. Bergerak ke arah manapun yang dikehendaki nabi Sulaiman `alaihissalam. Perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan, demikian pula perjalanannya pada waktu sore.
Allah Azza wa Jalla juga menundukan semua jenis jin untuk beliau `alaihissalam. Sebagaimana firman-Nya ﷻ dalam surah (ke-38) Shad ayat 37-39,
”Dan (Kami tundukkan pula kepadanya) setan-setan, semuanya ahli bangunan dan penyelam. Dan setan yang lain yang terikat dalam belenggu. Inilah anugerah Kami; maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) tanpa perhitungan.”
Nabi yang memiliki kedekatan hubunga dengan Allah ﷻ ini dimudahkan untuk menguasai semua jin yang taat dan jin setan. Termasuk jin ahli bangunan dan jin penyelam. Semua jin tersebut diperintahkan sesuai dengan jenis tugasnya.
Para jin itu ditugaskan membuat gedung-gedung yang tinggi dan berbagai patung yang dibolehkan dalam syariat pada masa itu. Ada juga yang membuat piring-piring yang besar ukurannya seperti kolam dan tentu saja periuknya lebih besar lagi, sampai dikatakan tetap berada di atas tungkunya.
Allah Azza wa Jalla memberikan berbagai karunia tersebut kepada nabi yang sangat salih ini tanpa ada hisab (perhitungan) baginya. Nabi Sulaiman `alaihissalam berhak masuk surga tanpa hisab. Kedudukan beliau `alaihissalam dekat pada sisi Allah ﷻ dan tempat kembali yang baik.
Semoga kisah ini dapat menjadi pencerahan untuk kita semua. (Kontributor : Dicky Dewata)