Jakarta, Katakini.com - Iran kembali menunjukkan kekuatan militernya melalui peluncuran rudal balistik hipersonik bernama Fattah. Rudal ini dikembangkan oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dan disebut-sebut sebagai salah satu senjata paling canggih yang pernah dimiliki negara tersebut.
Kemunculan Fattah menandai babak baru dalam perlombaan senjata di kawasan Timur Tengah, terutama karena kemampuannya yang diklaim sulit dideteksi dan dicegat oleh sistem pertahanan konvensional.
Rudal Fattah diklaim mampu menempuh jarak hingga 1.400 kilometer. Kecepatan maksimumnya berada di kisaran Mach 12 hingga Mach 15, atau sekitar 14.700 hingga 18.300 kilometer per jam.
Dengan kecepatan setinggi itu, rudal ini termasuk dalam kategori hipersonik, jauh melampaui kecepatan rudal balistik biasa. Keunggulan lainnya adalah kemampuannya bermanuver pada fase akhir penerbangan, yang membuatnya lebih sulit untuk diintersepsi oleh sistem pertahanan rudal modern seperti Iron Dome atau Patriot.
Fattah dirancang dalam dua tahap. Tahap pertama berfungsi sebagai booster, sementara tahap kedua mengandung kendaraan luncur hipersonik (HGV) yang mampu mengatur ulang jalur terbang saat memasuki atmosfer kembali.
Ini menjadi senjata strategis karena mempersulit sistem radar musuh memprediksi lintasan dan titik jatuhnya. Dengan konfigurasi ini, rudal dapat digunakan untuk menghantam target bernilai tinggi secara presisi di wilayah musuh, bahkan dari jarak jauh sekalipun.
Ketepatan rudal ini disebut sangat tinggi, dengan circular error probable (CEP) antara 10 hingga 25 meter. Dalam konteks militer, angka ini tergolong presisi dan memungkinkan rudal digunakan untuk menyerang fasilitas vital seperti markas militer, pusat komando, atau gudang persenjataan.
Iran juga menyebut rudal ini sebagai bagian dari kemampuan pencegahan strategis mereka terhadap ancaman eksternal.
Meski tidak secara resmi mengungkapkan berat hulu ledaknya, estimasi dari berbagai analis menyebutkan bahwa Fattah mampu membawa hulu ledak eksplosif tinggi (HE) seberat 350 hingga 450 kilogram.
Daya ledak sebesar itu cukup untuk menimbulkan kerusakan besar pada sasaran yang telah dipilih dengan cermat, termasuk fasilitas infrastruktur kritis dan pangkalan militer.
Jangkauan rudal yang mencakup seluruh wilayah Israel, sebagian Teluk Persia, bahkan sebagian kawasan Eropa, menjadikan Fattah sebagai salah satu alat strategis dalam diplomasi dan postur militer Iran.
Rudal ini bukan hanya alat tempur, tetapi juga simbol kekuatan dan pengaruh geopolitik di kawasan yang kerap dilanda konflik bersenjata.