• News

Usai Berkunjung, Menlu Jerman Akui China Penuh Kejutan dan Bakal Jadi Pesaing Berat

Yati Maulana | Kamis, 20/04/2023 23:05 WIB
Usai Berkunjung, Menlu Jerman Akui China Penuh Kejutan dan Bakal Jadi Pesaing Berat Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock saat konferensi pers di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, China, 14 April 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada Rabu menggambarkan bagian dari perjalanannya baru-baru ini ke China sebagai "lebih dari mengejutkan". Dia mengatakan Beijing semakin menjadi saingan sistemik lebih dari mitra dagang dan pesaing.

Pernyataan blak-blakan itu menyusul kunjungan Baerbock ke Beijing pekan lalu di mana dia memperingatkan bahwa setiap upaya China untuk mengendalikan Taiwan tidak akan dapat diterima.

Beijing mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai provinsi China dan tidak pernah mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau itu di bawah kendalinya.

Baerbock juga mengatakan China ingin mengikuti aturannya sendiri dengan mengorbankan tatanan berbasis aturan internasional. Beijing pada gilirannya meminta Jerman untuk mendukung "reunifikasi" Taiwan dan mengatakan China dan Jerman bukanlah musuh tetapi mitra.

Berbicara kepada Bundestag Jerman (majelis rendah parlemen) pada hari Rabu tentang perjalanannya ke China, Baerbock mengatakan "beberapa di antaranya benar-benar mengejutkan".

Dia tidak merinci secara spesifik, meskipun komentarnya muncul setelah dia mengatakan China menjadi lebih represif secara internal dan juga agresif secara eksternal.

Bagi Jerman, katanya, China adalah mitra, pesaing, dan saingan sistemik, tetapi kesannya sekarang adalah "bahwa aspek saingan sistemik semakin meningkat".

China adalah mitra dagang terbesar Jerman, kata Baerbock, tetapi ini tidak berarti Beijing juga merupakan mitra dagang terpenting Jerman.

Pemerintah Jerman ingin bekerja sama dengan China tetapi tidak ingin mengulangi kesalahan masa lalu, misalnya gagasan "perubahan melalui perdagangan", katanya, bahwa Barat dapat mencapai perubahan politik dalam rezim otoriter melalui perdagangan.

Baerbock juga mengatakan China memiliki tanggung jawab untuk mengupayakan perdamaian di dunia, khususnya menggunakan pengaruhnya atas Rusia dalam perang di Ukraina.

Dia menyambut baik janji Beijing untuk tidak memasok senjata ke Rusia, termasuk barang-barang penggunaan ganda, meskipun menambahkan bahwa Berlin akan melihat bagaimana janji seperti itu berhasil dalam praktiknya.

Berbeda dengan kebijakan mantan kanselir Angela Merkel, pemerintahan Olaf Scholz sedang mengembangkan strategi China baru untuk mengurangi ketergantungan pada negara adidaya ekonomi Asia, pasar ekspor penting untuk barang-barang Jerman.

FOLLOW US