• Oase

Kesepakatan Antara Nabi Yusuf AS dan Bani Israil

Rizki Ramadhani | Rabu, 12/04/2023 11:42 WIB
Kesepakatan Antara Nabi Yusuf AS dan Bani Israil Ilustrasi bersalaman (foto:suaramuhammadiyah)

Jakarta - Manusia kerap kali melakukan perjanjian. Perjanjian yang baik dan disepakati bersama bersifat mengikat untuk dilaksanakan. Demikian pula dengan kisah berikut ini.

Nabi Musa `alaihissalam diperintahkan Allah Subhanahu wa ta`ala pergi meninggalkan negeri Mesir bersama bani Israil. Mereka akan berjalan menuju negeri Syam melintasi laut Merah.

Namun hal ini tidaklah mudah. Bahkan mereka juga sempat tersesat. Mengapa mereka bisa tersesat? Bukankah nabi Musa dan nabi Harun `alaihimus salam dibimbing Allah ﷻ?

Kisah Ini merujuk dari salah satu nukilan hadis nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan Imam Hakim rahimahullah dalam Mustadrak dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu.

Ketika Allah ﷻ mengizinkan nabi Musa `alaihissalam dan kaumnya keluar dari negeri Mesir, mereka tersesat. Beliau `alaihissalam heran karenanya. Nabi yang bergelar ulul azmi ini meyakini bahwa pasti ada rahasia yang tidak diketahuinya. Beliau `alaihissalam pun bertanya tentang apa yang terjadi. Maka ulama bani Israil menyampaikan kesepakatan perjanjian antara nabi Yusuf `alaihissalam kepada para pendahulu mereka.

Perjanjian bahwa bani Israil agar membawa jasad nabi Yusuf `alaihissalam bersama mereka kelak jika mereka semua pergi meninggalkan negeri Mesir. Perjanjian ini mengikat hingga generasi bani Israil yang ada sesudah masa itu.

Nabi Musa `alaihissalam menjadi paham bahwa inilah penyebab beliau `alaihissalam dan umatnya selalu tersesat. Lalu diputuskan untuk mencari makam nabi yang terkenal ketampanannya itu.

Nabi Musa `alaihissalam pun bertanya tentang posisi makam nabi Yusuf `alaihissalam agar bisa melaksanakan perjanjian tersebut. Namun tidak satupun yang mengetahui di mana letaknya. Pada saat itu, ada yang mengabarkan beliau `alaihissalam bahwa hanya ada seorang nenek tua bani Israil yang mengetahui di mana jasad nabi yang memiliki nasab termulia itu disemayamkan.

Nabi Musa `alaihissalam meminta kepada sang nenek supaya menunjukkan dimana lolasinya. Namun nenek tua ini menolak, kecuali jika nabi Musa `alaihissalam mau memenuhi permintaannya. Sang nenek ingin bersama nabi Musa `alaihissalam di Surga kelak. Keinginannya ini dilandasi keimanannya akan kenikmatan surga.

Sang nenek mengajukan persyaratan tersebut karena hanya dia yang mengetahui lokasi makam nabi Yusuf `alaihissalam yang sudah tidak diketahui oleh siapa pun dari generasi bani Israil kala itu.

Nabi Musa `alaihissalam tidak sanggup mengabulkan permintaannya. Mungkin karena beliau `alaihissalam menilai permintaannya berlebihan dan tidak sepadan dengan derajat yang diminta. Disamping itu, nabi Musa `alaihissalam tidak bisa mengabulkan permintaan atas sesuatu yang bukan wewenangnya.

Maka Allah ﷻ memberikan apa yang dimintanya. Allah Ta`ala mewahyukan kepada nabi yang dijuluki kalimullah ini untuk mengabulkan permintaan sang nenek.

Setelah nenek tua ini meraih apa yang diinginkannya, dia mengantarkan nabi Musa `alaihissalam dan bani Israil lainnya ke suatu danau. Sang nenek meminta agar air danau itu dibendung dan dikuras, selanjutnya menggali sebidang tanah yang ditunjukannya.

Maka ditemukanlah makam tersebut. Mereka pun berhasil mengangkat jasad nabi Yusuf `alaihissalam dari tempat tersebut. Manakala mereka membawanya berjalan bersama seluruh bani Israil, nabi Musa `alaihissalam dan para kaumnya tidak lagi tersesat. Bahkan jalan mereka pun menjadi terang bagai seterang siang hari. Bani Israil seolah telah dipandu meninggalkan Mesir dan mampu menelusuri jalan yang benar.

Semoga kita termasuk golongan yang selalu menepati janji. (Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US