• Oase

Keteguhan Nabi Syu`aib AS Menghadapi Penduduk Madyan yang Kufur Nikmat Allah

Rizki Ramadhani | Senin, 27/03/2023 10:40 WIB
Keteguhan Nabi Syu`aib AS Menghadapi Penduduk Madyan yang Kufur Nikmat Allah Ilustrasi Penduduk Madyan menzhalimi manusia yang melintasi wilayah mereka (foto:tafsir Al Quran)

Jakarta - Allah Subhanahu wa ta’ala menyampaikan kisah para Nabi yang sangat mulia agar kita mendapatkan pelajaran, hikmah dan teladan. Kali ini akan dikisahkan tentang nabi Syu’aib `alaihissalam secara singkat.

Dikisahkan, penduduk Madyan kebanyakan bekerja sebagai pedagang. Namun, mereka bersikap kufur atas nikmat Allah ﷻ. penduduk Madyan kafir kepada Allah ﷻ dengan menyembah sebuah pohon yang bernama Al-Aikah. Karenanya, Ibnu Katsir Rahimahullah dan banyak ulama lainnya berpendapat bahwa mereka disebut juga ashabul Aikah.

Penduduk Madyan juga melakukan kecurangan dalam bermuamalah dan mengurangi hak orang lain. Mereka biasa mengurangi takaran dan timbangan saat menjual serta berbagai bentuk penipuan lainnya saat jual beli.

Selain itu, kaum ini sering menzhalimi manusia yang melintasi wilayah mereka. Mereka merampas harta orang lain. Wilayah negeri Madyan adalah suatu daerah di ujung negeri Syam yang menuju ke daerah Hijaz.

Ketika kejahatan penduduk Madyan semakin parah, maka Allah ﷻ kemudian mengutus nabi Syu`aib `alaihissalam kepada kaumnya itu. Nabi Syu’aib `alaihissalam diutus setelah zaman nabi Luth ‘alaihissalam.

Nabi Syu`aib `alaihissalam termasuk nabi berkebangsaan Arab. Beliau `alaihissalam disebut 11 kali di dalam Al-Qur`an. Nasab beliau `alaihissalam kembali kepada kabilah Madyan.

Nabi Syu`aib `alaihissalam mengajak kaumnya untuk beribadah hanya kepada Allah ﷻ saja dan melarang mereka melakukan syirik. Beliau `alaihissalam juga memerintahkan agar berbuat adil dan jujur dalam bermuamalat, serta mengingatkan mereka agar jangan merugikan orang lain.

Beliau `alaihissalam juga melarang mengurangi takaran dan merampas harta milik orang lain, serta melarang berbagai kemaksiatan lainnya.

Nabi Syu`aib `alaihisalam mengingatkan kaumnya tentang kebahagiaan yang telah Allah ﷻ limpahkan berupa rezeki yang beragam. Sehingga dengan itu semua, mereka tidak perlu menzalimi manusia dalam urusan harta dan yang lainnya. Nabi Syu`aib `alaihissalam juga mengancam dengan adzab di dunia sebelum di akhirat nanti.

Namun, kebanyakan dari kaumnya menolak seruan dakwah nabi yang dijuluki sebagai khathibul anbiya’ (ahli khutbah dari kalangan para nabi). Mereka tetap di atas kesesatan dan kemaksiatan, bahkan mengolok-olok nabi Syu`aib `alaihissalam.

Walau demikian, nabi Syu`aib `alaihissalam tetap bersabar dan mendakwahi mereka. Sang orator ulung ini selalu berserah diri hanya kepada Allah ﷻ.

Kemudian, beliau `alaihissalam mengingatkan dengan siksaan yang pernah menimpa umat-umat yang masa dan tempatnya di sekitar mereka, seperti adzab yang menimpa kaum Nuh atau kaum Hud atau kaum Shalih, sedangkan kaum Luth tidak pula jauh dari Madyan.

Nabi Syu’aib `alaihissalam membujuk dan menyemangati mereka agar bertaubat. Namun semua seruan itu tidak berfaidah sedikitpun.

Mereka bersikap keras kepala dan menunjukan kebencian yang sangat besar terhadap kebenaran. Kaumnya mengancam akan merajam Beliau `alaihissalam.

Mereka juga memberikan pilihan untuk mengikuti agama mereka atau pergi meninggalkan kota bersama orang-orang yang mengikuti nabi Syu’aib `alaihissalam.

Tidak cukup sampai disitu, mereka juga menuduh Beliau `alaihissalam sebagai pendusta, bahkan meminta disegerakan azab.

Para pemuka mereka juga mencegah orang-orang agar tidak mengikuti seruan nabi Syu’aib `alaihissalam. Mereka mengatakan bahwa orang yang menjadi pengikut nabi Syu’aib `alaihissalam akan menjadi orang-orang yang merugi.

Nabi Syu’aib `alaihissalam dan orang-orang yang beriman bersamanya tetap teguh di atas keimanan mereka dan menyerahkan segala urusan kepada Allah ﷻ.

(Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US