• News

Merasa Terlindungi, Moldova Berterima Kasih atas Perlawanan Ukraina terhadap Rusia

Yati Maulana | Sabtu, 18/03/2023 19:05 WIB
Merasa Terlindungi, Moldova Berterima Kasih atas Perlawanan Ukraina terhadap Rusia Presiden Moldova Maia Sandu menghadiri konferensi pers di Chisinau, Moldova 1 Maret 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Presiden Maia Sandu mengatakan pada hari Jumat dia tidak melihat bahaya perang di Moldova saat Rusia berperang di Ukraina. Hal itu terlepas dari apa yang dia katakan sebagai upaya Rusia untuk mengacaukan negaranya.

Mengeluarkan seruan saat berpidato di parlemen, Sandu memuji Ukraina karena bertahan melawan Rusia sejak Moskow menginvasi lebih dari setahun yang lalu, dan mendesak warga Moldova untuk bersatu di belakang upaya bekas republik Soviet untuk bergabung dengan Uni Eropa.

"Tidak ada bahaya perang datang ke Moldova saat Ukraina berperang," kata Sandu kepada parlemen.

"Saya ingin meyakinkan warga kami bahwa Moldova sekarang tidak dalam bahaya perang. Tentara Rusia tidak bisa sampai di sini sementara Ukraina bertahan - dan (dengan demikian) melindungi Moldova. Kami berterima kasih kepada Ukraina atas keberanian dan cinta kebebasan mereka."

Moldova, negara kecil berpenduduk 2,6 juta orang yang terjepit di antara Ukraina dan Rumania, menghadapi banyak masalah - termasuk krisis energi, meningkatnya kemiskinan, dan ketegangan sosial - yang diperparah oleh perang Rusia di Ukraina.

Sandu mengulangi tuduhan, yang dibantah oleh Moskow, bahwa Rusia ingin mengacaukan Moldova.

Dia mengatakan Rusia, yang memiliki pasukan yang berbasis di wilayah Transdniestria yang memisahkan diri dari Moldova, akan terus berusaha untuk mengacaukan negaranya "dari dalam" dan memuji lembaga penegak hukum karena menghalangi upaya untuk menyebarkan kekacauan.

Dalam beberapa pekan terakhir, pihak berwenang Moldova telah menangkap beberapa aktivis pro-Rusia yang diduga mencoba memasuki negara itu. Ada juga beberapa protes yang diorganisir oleh partai pro-Rusia di ibu kota Chisinau.

"Selama saya menjadi presiden, Moldova akan bertahan," kata Sandu yang menjadi presiden pada 2020.

"Pada 2030 Moldova harus menjadi anggota Uni Eropa," katanya. "Saya mendesak semua kekuatan politik untuk menempatkan aksesi UE di atas semua kepentingan dan mendukung gerakan ini tanpa syarat."

FOLLOW US