• News

Pulihkan Hubungan, Presiden Tunisia Sebut akan Buka Kedutaan di Suriah

Yati Maulana | Minggu, 12/03/2023 14:02 WIB
Pulihkan Hubungan, Presiden Tunisia Sebut akan Buka Kedutaan di Suriah Presiden Tunisia, Kais Saied membubarkan Dewan Kehakiman Tertinggi negara itu. Foto: Reuters

JAKARTA - Presiden Tunisia Kais Saied mengatakan bahwa dia ingin melihat Tunisia dan Suriah menunjuk duta besar untuk negara mereka. Hal itu menjadi tanda terbaru bahwa pemulihan penuh hubungan diplomatik dengan pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad akan segera terjadi.

"Sebuah keputusan harus diambil mengenai masalah ini," kata Saied kepada menteri luar negeri Nabil Ammar dalam sebuah pertemuan, menurut sebuah video yang diposting di Facebook oleh kantor kepresidenan.

Tunisia memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah hampir satu dekade lalu untuk memprotes tindakan brutal Assad terhadap demonstrasi pro-demokrasi pada 2011 yang berkembang menjadi perang saudara di mana ratusan ribu warga sipil tewas dan jutaan orang melarikan diri.

Sejak Saied menguasai hampir semua kekuatan pada Juli 2021 dalam apa yang digambarkan oleh lawan politiknya sebagai kudeta, Tunisia telah mengirimkan sinyal bahwa pihaknya terbuka untuk mengubah sikap diplomatiknya dengan Suriah.

Tunisia memulai kembali misi diplomatik terbatas ke Suriah pada 2017, sebagian untuk membantu melacak lebih dari 3.000 militan Tunisia yang bertempur di Suriah.

Tunisia bulan lalu memperkuat misi diplomatiknya di Damaskus dengan seorang diplomat, tetapi dengan presiden mengumumkan bahwa keputusan harus diambil, secara luas diharapkan kementerian luar negeri akan segera menunjuk duta besar di Damaskus.

Assad mencari keuntungan politik dari gempa bumi bulan lalu yang melanda Suriah dan Turki, mendesak agar bantuan asing dikirim melalui wilayahnya karena ia bertujuan untuk menghilangkan isolasi internasionalnya, kata analis politik.

Tunisia mengirim pesawat bantuan ke Suriah, termasuk tim penyelamat dan perlindungan sipil, yang tiba di bandara Aleppo di bawah kendali pemerintah Assad.

FOLLOW US