• News

PBB Sebut Penganiayaan Taliban terhadap Wanita Bisa Jadi Kejahatan Kemanusiaan

Yati Maulana | Selasa, 07/03/2023 18:06 WIB
PBB Sebut Penganiayaan Taliban terhadap Wanita Bisa Jadi Kejahatan Kemanusiaan Sekelompok wanita mengenakan burqa melintasi jalan ketika anggota Taliban melewati Kabul, Afghanistan 9 Oktober 2021. Foto: Reuters

JAKARTA - Perlakuan Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan di Afghanistan bisa menjadi kejahatan terhadap kemanusiaan, menurut laporan PBB yang dipresentasikan pada Senin di Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa.

Taliban merebut kekuasaan pada Agustus 2021, secara drastis membatasi kebebasan dan hak perempuan, termasuk kemampuan mereka untuk bersekolah dan kuliah.

Dalam sebuah laporan yang mencakup Juli hingga Desember 2022, Pelapor Khusus PBB tentang situasi hak asasi manusia di Afghanistan, Richard Bennett, menemukan bahwa perlakuan Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan "mungkin merupakan penganiayaan gender, kejahatan terhadap kemanusiaan".

"Kebijakan Taliban yang disengaja dan diperhitungkan adalah untuk menolak hak asasi perempuan dan anak perempuan dan menghapus mereka dari kehidupan publik," kata Bennett kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB. "Ini mungkin merupakan kejahatan internasional atas penganiayaan gender yang dapat dimintai pertanggungjawaban oleh pihak berwenang."

Seorang juru bicara kementerian informasi yang dikelola Taliban tidak segera menjawab permintaan komentar. Taliban di masa lalu mengatakan mereka menghormati hak-hak perempuan sejalan dengan interpretasi mereka tentang Islam dan budaya Afghanistan dan bahwa mereka berencana membuka sekolah di masa depan setelah mereka menetapkan persyaratan tertentu untuk anak perempuan.

Bennett mengatakan Dewan Hak Asasi Manusia harus mengirim pesan yang kuat kepada Taliban bahwa "perlakuan buruk terhadap perempuan dan anak perempuan tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat dibenarkan atas dasar apa pun, termasuk agama".

"Efek kumulatif dari pembatasan terhadap perempuan dan anak perempuan memiliki dampak jangka panjang yang menghancurkan pada seluruh populasi, dan itu sama saja dengan apartheid gender," katanya.

Pada bulan Desember, Taliban melarang sebagian besar pekerja bantuan wanita, mendorong banyak lembaga bantuan untuk menghentikan sebagian operasi di tengah krisis kemanusiaan yang terjadi selama bulan-bulan musim dingin.

FOLLOW US