JAKARTA - Pangeran Harry terbuka tentang bagaimana istrinya Meghan Markle mengubah hidupnya.

Pada hari Sabtu (4/3/2023), Duke of Sussex (38) muncul dalam acara buku virtual bersama Dr. Gabor Maté, seorang ahli yang berspesialisasi dalam trauma, kecanduan, stres, dan perkembangan masa kanak-kanak, untuk membahas memoar sang pangeran yang inovatif, "Spare".

Selama percakapan intim, Pangeran Harry menceritakan bagaimana Meghan Markle "menyelamatkan" dia dari dirinya sendiri.

"Istri saya menyelamatkan saya. Saya terjebak di dunia ini, dan dia berasal dari dunia yang berbeda dan membantu saya keluar dari dunia itu," kata Duke of Sussex.

"Tapi tidak satu pun dari unsur-unsur kehidupan saya sekarang yang mungkin terjadi tanpa saya melihatnya sendiri."

"Pasangan saya adalah manusia yang luar biasa dan saya selalu berterima kasih atas kebijaksanaan dan ruang yang telah dia berikan kepada saya," lanjutnya.

Pangeran Harry, yang tinggal di California bersama Meghan Markle dan anak mereka Archie (3) dan Lilibet (21 bulan), sebelumnya menceritakan bagaimana istrinya yang menginspirasinya untuk menekuni terapi dengan lebih serius.

"Itu adalah bertemu dan bersama Meghan Markle, saya tahu bahwa jika saya tidak melakukan terapi dan memperbaiki diri, saya akan kehilangan wanita yang dapat saya lihat menghabiskan sisa hidup saya bersamanya," katanya pada tahun 2021.

Selama acara streaming langsung hari Sabtu, PangeranHarry juga mengatakan bahwa dia memiliki "kursus kilat" tentang rasisme sejak bertemu Meghan Markle.

"Saya pikir apa yang orang mungkin tidak mengerti adalah rasa sakit yang ditimbulkannya pada individu sangat besar, tetapi rasa sakit yang ditimbulkannya pada masyarakat sangat besar," katanya.

Duduk berseberangan di depan perapian yang berderak, Duke of Sussex dan Maté, penulis The Myth of Normal: Trauma, Illness, and Healing in a Toxic Culture , juga membahas hidup dengan kehilangan dan pentingnya penyembuhan pribadi.

Pangeran Harry mengungkit bagaimana dia berhubungan dengan ibunya Putri Diana karena merasa tidak cocok dengan anggota keluarga kerajaan lainnya.

"Tentu saja sepanjang hidup saya, selama masa muda saya, saya selalu merasa sedikit berbeda dengan anggota keluarga saya yang lain," katanya.

"Saya merasa aneh berada di wadah ini, dan saya tahu ibu saya merasakan hal yang sama. Masuk akal bagi saya - saat itu tidak masuk akal - saya merasa seolah-olah tubuh saya ada di sana, tetapi kepala saya keluar, tapi terkadang sebaliknya.

"Saat-saat saya memberanikan diri untuk menjadi diri saya sendiri, menjadi diri saya yang sebenarnya, apakah itu melalui media atau keluarga atau apa pun itu, hampir seperti, `Jangan menjadi diri sendiri, kembalilah ke apa yang Anda harapkan,` jika itu masuk akal," pungkasnya. (*)