• Bisnis

Friderica Widyasari: Alhamdulillah, Aset Keuangan Syariah Capai Rp2.375 Triliun

Eko Budhiarto | Kamis, 16/02/2023 14:56 WIB
Friderica Widyasari: Alhamdulillah, Aset Keuangan Syariah Capai Rp2.375 Triliun Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi

JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Dewi mengatakan aset keuangan syariah tumbuh 15 persen menjadi Rp2.375 triliun per Desember 2022.

"Di dalam negeri sendiri Alhamdulillah perkembangan keuangan syariah dari tahun ke tahun juga terus meningkat. Sampai pada posisi akhir 2022 total aset keuangan syariah sudah mencapai Rp2.375 triliun atau tumbuh 15 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Friderica dalam Webinar Memperkuat Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah di Jakarta, Kamis (16/2/2023).

Friderica menuturkan dengan pertumbuhan tersebut, pangsa pasar keuangan syariah Indonesia mencapai 10,69 persen dari total nilai aset keuangan Indonesia.

Ia optimistis bahwa Indonesia berpeluang besar menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia, yang didukung dengan potensi pangsa pasar yang luas dan industri keuangan syariah yang semakin bertumbuh.

"Ke depan tentu sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar secara global serta jaringan industri keuangan syariah yang tersebar di seluruh wilayah, Indonesia tentu memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah di dunia," ujarnya.

Menurut dia, industri keuangan syariah Indonesia saat ini memiliki potensi dan pengembangan yang diakui secara internasional.

State of Global Islamic Economy Report 2022 mencatat total aset keuangan syariah Indonesia sebesar 119,5 miliar dolar AS sehingga menempatkan Indonesia pada posisi ketujuh aset keuangan syariah terbesar di dunia.

Selanjutnya, Islamic Finance Development Indicator 2022 juga menunjukkan bahwa Indonesia berada pada posisi ketiga dalam keuangan syariah global setelah Malaysia dan Arab Saudi.

Sebelumnya, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan saat ini perlu peningkatan literasi ekonomi dan keuangan syariah untuk mempercepat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air.

"Perlunya perluasan edukasi dan literasi di samping tantangan lain seperti penggunaan teknologi dan digitalisasi ekonomi syariah yang juga perlu ditingkatkan untuk dapat mengakselerasi sertifikasi halal, pembiayaan syariah dan ekspor produk halal," kata Juda dalam Sharia Economic and Financial Outlook (Shefo) 2023 di Jakarta, Senin (6/2).

 

FOLLOW US