• News

Chili Masih Berjuang Padamkan Kebakaran Hutan yang Tewaskan 26 Orang

Yati Maulana | Selasa, 07/02/2023 18:06 WIB
Chili Masih Berjuang Padamkan Kebakaran Hutan yang Tewaskan 26 Orang Pepohonan setelah kebakaran hutan di Santa Juana, dekat Concepcion, Chili, 5 Februari 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Petugas pemadam kebakaran Chili berjuang untuk menahan kebakaran hutan pada hari Senin. Apalagi pihak berwenang mengatakan cuaca panas dan kering akan berlanjut minggu ini, berpotensi memperburuk kobaran api paling mematikan dalam sejarah negara itu baru-baru ini.

Kebakaran, yang telah menghanguskan 270.000 hektar lahan, sejauh ini telah menewaskan 26 orang di Chili tengah-selatan. Kebakaran juga menjadikan tahun 2023 sebagai tahun terburuk kedua dalam hal jumlah hektar yang terbakar setelah apa yang disebut "badai api" yang melanda negara itu pada tahun 2017.

Korporasi Kehutanan Nasional negara bagian melaporkan bahwa pada Senin pagi ada 275 kebakaran aktif, 69 di antaranya sedang dalam pertempuran. "Persatuan untuk menghadapi tragedi, persatuan untuk membangun kembali diri kita sendiri," tulis Presiden Gabriel Boric di Twitter.

Chili berada dalam cengkeraman cuaca kering selama lebih dari satu dekade, yang oleh Organisasi Meteorologi Dunia disebut sebagai "kekeringan besar" tahun lalu. Kekeringan itu adalah yang terpanjang dalam seribu tahun dan menandai krisis air besar. Gelombang panas dan angin kencang telah menyebabkan penyebaran api yang cepat selama musim panas di belahan bumi selatan.

Menteri dalam negeri negara itu mengatakan pada hari Senin bahwa 11 orang sejauh ini telah ditangkap karena tindakan terkait dengan kebakaran, tanpa memberikan rincian sifat dari dugaan kejahatan tersebut karena penyelidikan yang sedang berlangsung. Pada hari Jumat, Boric menunjukkan tanda-tanda bahwa beberapa kebakaran mungkin terjadi dengan sengaja.

Antara Minggu dan Senin, bantuan tiba di Cile dari Argentina, Spanyol, dan Meksiko, sementara pihak berwenang mengatakan mereka berharap menerima dukungan baru dari Brasil, Kolombia, Paraguay, Peru, Portugal, dan Venezuela.

Kebakaran tidak mempengaruhi industri pertambangan di negara penghasil tembaga terbesar di dunia, dengan tambang yang sebagian besar terletak di bagian utara negara itu, tetapi telah menghantam sektor pertanian dan kehutanan utama Chile.

Chilean Wood Corporation, sebuah asosiasi industri, mengatakan kepada Reuters pada hari Senin bahwa mitranya saat ini fokus pada keadaan darurat dan belum memiliki penilaian awal atas dampaknya.

FOLLOW US