• Info MPR

Keteladanan Para Guru sangat Penting dalam Proses Pelestarian Nilai-Nilai Kebangsaan

Asrul | Rabu, 18/01/2023 17:38 WIB
Keteladanan Para Guru sangat Penting dalam Proses Pelestarian Nilai-Nilai Kebangsaan Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam Diskusi Kerja Budaya Transformasi Digital, Reka Budaya, dan Museum Kita di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (9/9). (foto: Humas MPR)

Jakarta - Keteladanan guru kepada peserta didik sangat penting dalam upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi penerus.

"Guru adalah sosok penting yang bisa kita andalkan untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena guru adalah orang pertama yang secara formal memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan kepada peserta didik," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam Diklat Nasional Peningkatan Kompetensi Guru dalam rangka meningkatkan wawasan kebangsaan secara daring yang diselenggarakan Yayasan Bina Bangsa Maju, Rabu (18/1).

Hadir secara daring dalam diklat itu para guru dari tingkat PAUD hingga SLTA yang tersebar di seluruh Indonesia.

Memberi keteladanan, tegas Lestari, adalah tugas mulia para guru kepada anak bangsa melalui transfer nilai-nilai kebangsaan dalam relung hati para peserta didik.

Manusia sebagai makhluk sosial, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, memerlukan ruang hidup yang konkret dan pergaulan hidup dalam realitas kebhinekaan bangsa.

Nasionalisme dalam pengertian kesadaran akan identitas nasional, ujar Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, pada kenyataannya merupakan roh atau jiwa kehidupan suatu bangsa.

Dalam konteks Indonesia, tegasnya, Pancasila tidak sebatas ideologi yang menyatukan atau filosofi kehidupan berbangsa, tetapi lebih dari itu merupaka “cara hidup” sebagai manusia Indonesia.

Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu berpendapat, perubahan pandangan terhadap nasionalisme sebagai instrumen politik dalam satu dekade terakhir bukan tanpa alasan.

Degradasi pemahaman akan nasionalisme, tambahnya, melahirkan satu generasi yang cenderung abai pada kesadaran kehidupan berbangsa, ketidakpedulian pada nilai budaya dan bangsa yang berdampak pada kehidupan sosial.

Menurut Rerie, elemen penting dalam pembentukan nasionalisme adalah pendidikan, karena salah satu tujuan bernegara yang terangkum dalam konstitusi UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

"Pendidikan merupakan salah satu jalan mencerdaskan serta menanamkan ideologi kehidupan berbangsa. Pendidikan merupakan ruang keberlanjutan historis dan implementasi nilai kehidupan berbangsa," ujar Rerie yang juga Dewan Pembina Yayasan Sukma Bangsa, yang mengelola beberapa sekolah unggulan di Bireuen, Pidie dan Lhokseumawe di Aceh dan sekolah unggulan di Palu, Sulawesi Tengah.

Sebagai Abdi Negara dan pelayan publik, secara khusus sebagai guru, tegas Rerie, hendaknya mampu menjadi penegak nilai-nilai Pancasila, sehingga setiap warisan nilai-nilai baik dari para pendiri bangsa dapat diteruskan lintas generasi.

Pada kesempatan itu, Rerie juga memperkenalkan model pembelajaran School That Learn, yang digagas Peter Senge dan merupakan metode untuk menghadapi ragam tantangan dalam proses mengajar.

Metode School That Learn, ungkapnya, didasari lima disiplin penting dalam proses belajar yaitu system thinking, personal mastery, mental model, shared vision dan team lerning.

Berdasarkan lima disiplin tersebut, tambah Rerie pola pengajaran akan lebih adaptif dalam penerapannya.

FOLLOW US