JAKARTA - Presiden Moldova, tetangga barat Ukraina, mengecam gelombang baru serangan Rusia terhadap sasaran Ukraina pada hari Sabtu setelah puing-puing rudal ditemukan tepat di dalam perbatasan kecil bekas negara Soviet itu.

"Perang brutal Rusia melawan Ukraina secara langsung berdampak pada Moldova lagi. Polisi perbatasan Moldova menemukan pecahan roket di dekat desa Larga di Moldova utara," cuit Presiden Maia Sandu.

"Kami sangat mengutuk serangan intensif Rusia hari ini dan mendukung mereka yang kehilangan orang yang dicintai di Dnipro di seluruh Ukraina. Perdamaian harus menang."

Sedikitnya 12 orang tewas ketika sebuah rudal menghantam sebuah gedung apartemen di kota Dnipro, Ukraina tengah.

Kementerian dalam negeri Moldova sebelumnya mengatakan puing-puing rudal telah ditemukan di bagian utara negara itu.

Rusia tidak segera mengomentari laporan tersebut.

Insiden serupa di Moldova, yang berbatasan dengan Ukraina, terjadi dua kali sebelumnya, termasuk pada bulan Desember ketika polisi menemukan pecahan rudal yang jatuh di wilayah Moldova utara dekat perbatasan dengan Ukraina.

Perdana Menteri Moldova Natalia Gavrilita mengecam pelanggaran wilayah udara Moldova dan mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Tidak ada pembenaran politik, sejarah atau moral atas pembunuhan penduduk yang damai dan serangan terhadap infrastruktur."

Sandu yang pro-Barat terpilih pada tahun 2020 dan pemerintahannya sejak itu menerima dukungan keuangan yang cukup besar dari Uni Eropa. Minggu ini pengiriman kendaraan lapis baja Jerman untuk angkatan bersenjata negara diumumkan.