• News

Pakistan Mengaku Telah Serahkan Daftar Fasilitas Nuklirnya ke India

Yati Maulana | Senin, 02/01/2023 08:01 WIB
Pakistan Mengaku Telah Serahkan Daftar Fasilitas Nuklirnya ke India Ilustrasi nuklir Pakistan

JAKARTA - Pakistan mengatakan pihaknya telah menyerahkan daftar instalasi dan fasilitas nuklirnya kepada misi India di Islamabad pada hari Minggu di bawah kesepakatan puluhan tahun antara dua rival bersenjata nuklir itu.

Negara bertetangga ini telah berperang tiga kali dan mengalami sejumlah pertempuran militer dalam beberapa tahun terakhir. Tahun lalu sebuah rudal India secara tidak sengaja mendarat di Pakistan, memicu peringatan di seluruh dunia.

"Daftar instalasi dan fasilitas nuklir di Pakistan secara resmi diserahkan kepada perwakilan Komisi Tinggi India di Islamabad di Kementerian Luar Negeri hari ini," kata kantor luar negeri Pakistan dalam sebuah pernyataan.

Dikatakan daftar dipertukarkan setiap tahun pada 1 Januari dan bahwa India secara bersamaan menyerahkan daftar ke misi Pakistan di New Delhi. Praktek ini sudah ada sejak tahun 1992.

Kementerian Luar Negeri India tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Dengan bantuan China, Pakistan baru-baru ini meningkatkan penggunaan energi nuklirnya untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat. Pakistan pertama kali secara resmi menguji senjata nuklir pada tahun 1998 dan sejak itu telah mengembangkan persediaan rudal berkemampuan nuklir yang signifikan, seperti halnya India.

Dalam pernyataan terpisah, kantor luar negeri Pakistan mengatakan kedua negara juga telah bertukar daftar warga negara masing-masing yang ditahan di penjara.

Daftar itu termasuk 705 tahanan India yang ditahan di Pakistan, termasuk 51 warga sipil dan 654 nelayan, kata pernyataan itu.

Ia menambahkan bahwa pemerintah India juga berbagi dengan misi Pakistan di New Delhi daftar 434 tahanan Pakistan di India, termasuk 339 warga sipil dan 95 nelayan.

Pakistan telah meminta pembebasan dan pemulangan lebih awal dari 51 tahanan sipilnya dan 94 nelayan yang telah menyelesaikan hukuman mereka. Permintaan akses konsuler khusus untuk 56 tahanan sipil juga telah dibuat.

Nelayan dari masing-masing negara sering ditangkap ketika mereka tersesat ke perairan negara lain. Pertukaran tahunan terjadi pada saat hubungan diplomatik antara keduanya hampir tidak ada.

FOLLOW US