• News

AP II dan Stakeholder Siaga Antisipasi Cuaca Ekstrem

Yahya Sukamdani | Kamis, 29/12/2022 00:04 WIB
AP II dan Stakeholder Siaga Antisipasi Cuaca Ekstrem Angkasa Pura II. (Foto: angkasapura2.co.id)

JAKARTA - PT Angkasa Pura II, pengelola 20 bandara di Indonesia, bersama stakeholder mempersiapkan langkah antisipasi dalam menghadapi cuaca ekstrem pada periode angkutan Natal dan Tahun Baru 2022/2023.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menginformasikan potensi hujan dengan intensitas signifikan pada 27 Desember 2022 - 2 Januari 2023.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya pada 27 Desember 2022 menuturkan potensi hujan lebat hingga sangat lebat terjadi di sebagian wilayah: Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT.

VP of Corporate Communications AP II Cin Asmoro menyampaikan keselamatan dan keamanan penerbangan menjadi fokus utama perseroan dan seluruh stakeholder.

“AP II selaku operator bandara bersama Otoritas Bandara Kementerian Perhubungan, maskapai penerbangan, AirNav Indonesia selaku penyedia jasa navigasi penerbangan, dan stakeholder lainnya berkoordinasi dalam mengantisipasi cuaca ekstrem sebagaimana informasi yang disampaikan BMKG. Di samping aspek pelayanan, fokus bandara AP II juga pada aspek keselamatan dan keamanan penerbangan khususnya mengantisipasi potensi cuaca ekstrem," kata Cin Asmoro, Rabu (28/12/2022).

“Sebagai bentuk kesiagaan, Bandara-bandara AP II juga siap mengaktifkan  Emergency Response Plan sebagai prosedur apabila terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan dan tidak kita harapkan terkait keselamatan penerbangan,” ujar Cin Asmoro.

Prosedur Emergency Response Plan di antaranya adalah pengaktifan Emergency Operation Center sebagai lokasi terpusat bagi para stakeholder untuk berkoordinasi dalam penanganan keadaan darurat.

Koordinasi di Emergency Operation Center akan melibatkan personel dari seluruh stakeholder yang berkolaborasi di dalam tim khusus yakni Safety Issue Team dan Safety Action Group.

“Pembentukan Safety Action Group melibatkan antara lain stakeholder di bandara seperti maskapai dan instansi terkait yakni pemerintah daerah, BNPB, SAR dan lain sebagainya untuk membahas tindakan langsung terkait penanganan keadaan darurat,” jelas Cin Asmoro.

Di Bandara Soekarno-Hatta (Banten), tim Emergency Operation Center menyatu dengan gedung Airport Operation Control Center (AOCC), serta diperkuat diperkuat Mobile Command Post (MCP) sebagai pos komando bergerak guna merespons cepat suatu keadaan darurat.

“Mobile Command Post adalah bus berukuran besar dengan 10 roda. Kendaraan tersebut bisa bertranformasi menjadi suatu pos komando di mana badan bus dapat dilebarkan agar ruangan di dalam lebih luas. MCP dilengkapi dengan berbagai perangkat teknologi dan komunikasi terkini sebagai pusat komando, komunikasi, koordinasi dan pengambilan keputusan di lapangan ketika terjadi keadaan darurat,” ujar Cin Asmoro.

FOLLOW US