• News

Longsor Perkemahan di Malaysia Tewaskan 16 Orang, Pencarian Korban Berlanjut

Yati Maulana | Jum'at, 16/12/2022 16:45 WIB
Longsor Perkemahan di Malaysia Tewaskan 16 Orang, Pencarian Korban Berlanjut Tanah longsor di Batang Kali, negara bagian Selangor, Malaysia 16 Desember 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Tanah longsor menewaskan sedikitnya 16 orang, di antaranya anak-anak, saat mereka tidur di tenda mereka di tempat perkemahan di Malaysia pada Jumat. Para pejabat mengatakan, saat ini tim pencarian menjelajahi lumpur tebal dan menebang pohon untuk mencari lebih dari 20 orang yang masih hilang.

Tanah longsor di negara bagian Selangor yang berbatasan dengan ibu kota, Kuala Lumpur, terjadi sebelum pukul 3 pagi (1900 GMT), meruntuhkan lereng bukit yang dijadaikan pertanian organik dengan fasilitas berkemah. Di antara mereka yang tewas adalah tiga anak dan 10 wanita, menurut departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan.

Penyebab longsor belum jelas dan hanya terjadi hujan ringan di daerah tersebut.

Camper Teh Lynn Xuan, 22, mengatakan salah satu saudara laki-lakinya tewas dan yang lainnya dirawat di rumah sakit. "Saya mendengar suara keras seperti guntur, tapi itu adalah batu yang jatuh," katanya kepada Harian Berita Harian berbahasa Melayu.

"Kami merasa tenda menjadi tidak stabil dan tanah berjatuhan di sekitar kami. Untungnya, saya dapat meninggalkan tenda dan pergi ke tempat yang lebih aman. Ibu saya dan saya berhasil merangkak keluar dan menyelamatkan diri."

Bencana tersebut melanda sekitar 50 km (30 mil) utara Kuala Lumpur di kota Batang Kali, tepat di luar area puncak bukit Genting Highlands yang populer, yang dikenal dengan resor, air terjun, dan keindahan alamnya.

Gambar yang diposting di halaman Facebook Pertanian Organik Ayah menunjukkan sebuah rumah pertanian di lembah kecil, dengan area luas tempat tenda dapat didirikan.

Ada 94 orang yang terjebak dalam tanah longsor tetapi 61 ditemukan selamat, dengan 17 masih hilang, menurut Badan Penanggulangan Bencana Nasional Malaysia.

Delapan orang dirawat di rumah sakit, termasuk seorang wanita hamil, sementara yang lain mengalami luka mulai dari luka ringan hingga dugaan cedera tulang belakang, kata menteri kesehatan Zaliha Mustafa pada konferensi pers.

Kepala polisi distrik Suffian Abdullah mengatakan, semua yang tewas adalah warga Malaysia, termasuk seorang anak berusia sekitar 5 tahun. Hampir 400 personel dikerahkan untuk misi penyelamatan, katanya.

Tanah longsor turun dari ketinggian sekitar 30 meter (100 kaki) di atas tempat perkemahan, dan menutupi area seluas sekitar satu acre (0,4 hektar), menurut direktur negara departemen pemadam kebakaran dan penyelamatan.

Tayangan televisi lokal menunjukkan akibat dari tanah longsor besar melalui kawasan hutan yang curam di samping jalan, sementara gambar di media sosial menunjukkan petugas penyelamat memanjat lumpur tebal, pohon besar, dan puing-puing lainnya.

"Saya berdoa semoga para korban yang hilang dapat segera ditemukan dengan selamat," cuit Menteri Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim Malaysia, Nik Nazmi Nik Ahmad, di Twitter pada Jumat. "Tim penyelamat sudah bekerja sejak awal. Saya akan ke sana hari ini."

Semua tempat perkemahan dan tempat rekreasi air di sekitar Batang Kali diperintahkan untuk segera ditutup, kantor berita Bernama mentweet, mengutip menteri dalam negeri.

Selangor adalah negara bagian paling makmur di negara itu dan pernah mengalami tanah longsor sebelumnya, sering dikaitkan dengan pembukaan hutan dan lahan.

Tanah longsor biasa terjadi di Malaysia, tetapi biasanya hanya terjadi setelah hujan lebat. Banjir sering terjadi, dengan sekitar 21.000 orang mengungsi tahun lalu akibat hujan lebat di tujuh negara bagian.

Leong Jim Meng, pekemah lainnya, mengatakan dia tidak memperkirakan tanah longsor karena hanya ada gerimis ringan dalam beberapa hari terakhir. “Saya dan keluarga terjebak ketika tanah menutupi tenda kami,” katanya kepada Berita Harian. "Kami berhasil lari ke tempat parkir dan menelepon pihak berwenang. Mereka tiba cukup cepat, sekitar 30 menit kemudian."

FOLLOW US