• News

Pembebasan Terdakwa Bom Bali Picu Kemarahan Australia, Patek Minta Maaf

Yati Maulana | Kamis, 15/12/2022 16:01 WIB
Pembebasan Terdakwa Bom Bali Picu Kemarahan Australia, Patek Minta Maaf Terdakwa pembuat bom Bali Umar Patek meminta maaf kepada keluarga korban bom Bali, di Lamongan, Jawa Timur, Indonesia, 13 Desember 2022. Foto: Antara

JAKARTA - Seorang pembuat bom Indonesia yang dihukum karena perannya dalam serangan maut di klub malam Bali tahun 2002, meminta maaf kepada keluarga korban. Pembebasannya dari penjara disambut dengan kemarahan di Australia.

Umar Patek, seorang anggota kelompok Jemaah Islamiyah yang terkait dengan Al Qaeda, dipenjara selama 20 tahun pada tahun 2012. Dia dinyatakan bersalah membuat bom yang menghancurkan dua klub malam di Bali, menewaskan 202 orang, termasuk 88 warga Australia dan 38 warga Indonesia. Dia dibebaskan bersyarat minggu lalu.

"Saya meminta maaf kepada para korban dan keluarganya, baik di dalam maupun luar negeri, apapun negaranya, apapun sukunya, apapun agamanya," kata Patek dalam wawancara, Selasa di pusat deradikalisasi di Provinsi Jawa Timur.

"Saya meminta maaf kepada masyarakat Australia yang sangat terkena dampak bom Bali," tambahnya.

Patek juga mengatakan dia akan membantu pemerintah Indonesia dalam upaya kontra-terorisme, menambahkan dia "siap menjadi duta perdamaian".

Patek akan diminta untuk berpartisipasi dalam "program pendampingan" hingga April 2030, dan pelanggaran apa pun dapat menyebabkan pembebasan bersyaratnya dicabut, kata kementerian kehakiman Indonesia.

Indonesia, negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia, telah memelopori program deradikalisasi di samping tindakan keras keamanan sebagai bagian dari upayanya untuk melawan kebangkitan militansi Islam.

Pembebasan Patek memicu kemarahan di Australia.

Wakil Perdana Menteri Richard Marles mengatakan segera setelah dia dibebaskan bahwa itu adalah "hari yang sulit" bagi warga Australia yang kehilangan orang yang dicintai dan kerabat dalam serangan itu.

Paul Vanni, petugas komunitas dan kemitraan di tim rugby Coogee Dolphins Sydney, yang kehilangan enam anggotanya dalam serangan di Bali, menolak permintaan maaf tersebut.
"Kata-kata tidak berarti apa-apa. Itu benar-benar tamparan di wajah. Dia seorang pembunuh, seorang pembunuh," kata Vanni.

FOLLOW US