• Bisnis

Bangga! Al Rihla, Bola Pertandingan Resmi Piala Dunia 2022 Qatar Buatan Jawa Timur

Tri Umardini | Senin, 28/11/2022 15:30 WIB
Bangga! Al Rihla, Bola Pertandingan Resmi Piala Dunia 2022 Qatar Buatan Jawa Timur Bangga! Al Rihla, Bola Pertandingan Resmi Piala Dunia 2022 Qatar Buatan Jawa Timur (FOTO: EPA)

JAKARTA - Timnas Indonesia boleh jadi tidak lolos berlaga di ajang Piala Dunia.

Kendati demikian, Indonesia boleh berbangga hati lantaran bola kaki yang dipakai para pemain Piala Dunia 2022 Qatar diproduksi di Indonesia.

Tepatnya bola atau yang disebut Al Rihla yang menjadi official footbal Piala Dunia Qatar 2022 diproduksi PT Global Way asal Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur.

PT Global Way merupakan pembuat bola pertandingan resmi turnamen tersebut.

Produsen alat olahraga lokal membuka pabriknya pada 2019 dan mempekerjakan lebih dari 2.000 pekerja, menurut situs web perusahaan.

Ahmad Dawami, Bupati Madiun, mengatakan bola resmi pertandingan merupakan kebanggaan bagi daerah dan telah memberikan dorongan yang sangat dibutuhkan bagi perekonomian daerah sejak tahun 2020.

“Saat kami meluncurkan pabrik pada tahun 2020, kami memiliki rasa bangga yang luar biasa. Pabrik itu sangat beragam bagi kami,” kata Dawami seperti dikutip dari Al Jazeera.

Al Rihla, yang berarti "perjalanan" dalam bahasa Arab, dibuat dalam kemitraan dengan Adidas.

PT Global Way juga bekerja sama dengan PUMA, UHLsport dan Mizuno untuk memproduksi perlengkapan olahraga yang diekspor ke seluruh dunia.

Dawami mengatakan, satu juta suvenir bola telah dibuat di pabrik tersebut dan akan dikirim ke Brasil, Inggris, Amerika Serikat, Jerman, dan Uni Emirat Arab sebagai bagian dari perayaan Piala Dunia.

Dia mengatakan pabrik dan pesanan jutaan bola telah menyediakan lapangan kerja bagi ribuan pekerja muda di Madiun selama masa genting ekonomi di tengah tantangan seperti pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut Badan Pusat Statistik Indonesia, ekonomi Madiun tumbuh 3,34 persen dari tahun 2020 hingga 2021, sesuatu yang dikreditkan Dawami sebagian ke pabrik tersebut.

Kementerian Luar Negeri Indonesia telah memperjuangkan ekspor bola kaki, dengan mengatakan hal itu memberikan kesempatan kepada masyarakat Jawa Timur untuk “menjadi bagian dari resonansi ekonomi dunia”.

Jawa Timur dikenal sebagai pusat perdagangan, menyumbang lebih dari 15 persen Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, menurut statistik pemerintah.

Namun, meski Jawa Timur selalu dikenal dengan industri berskala besar, seperti pembuatan kapal, penggilingan kertas, dan manufaktur semen, Dawami mengatakan bahwa pandemi telah menimbulkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi dan pemutusan hubungan kerja yang meluas.

“Untungnya, pabrik itu menjadi simbol pemulihan ekonomi kita pascapandemi,” kata Dawami.

“Kami sekarang merasa seolah-olah kawasan ini memiliki kehidupan baru yang dihembuskan ke dalamnya. Pabrik dan Piala Dunia telah menyediakan sumber pekerjaan yang konsisten.”

Dawami, salah satu suporter Liverpool, mengatakan Pemkab Madiun tidak mau ketinggalan kemeriahan dan, meski Indonesia absen dari lapangan, diadakan pesta nonton bareng agar warga bisa menikmati pertandingan.

Al Rihla adalah bola Piala Dunia resmi ke-14 dan, menurut FIFA, bola tercepat dan paling akurat sejauh ini.

Bola menampilkan desain panel yang terinspirasi oleh Dhow, perahu tradisional Arab, dengan skema warna biru, merah, dan kuning yang dimaksudkan untuk mewakili lanskap Qatar.

Bola Al Rihla juga merupakan bola Piala Dunia pertama yang dibuat secara eksklusif dengan tinta dan lem berbahan dasar air, yang tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan.

“Perjalanan Al Rihla ke seluruh dunia akan mewakili jangkauan Piala Dunia FIFA yang luar biasa dan memberikan kesempatan unik kepada para penggemar untuk terlibat dalam acara tersebut,” kata Jean-François Pathy, direktur pemasaran FIFA.

Ilham (23), yang seperti banyak orang Indonesia menggunakan satu nama, telah bekerja di pabrik selama lima bulan terakhir setelah berjuang mencari peluang kerja di tempat lain.

Dia mengatakan dia menikmati pekerjaannya dan merasakan kepuasan membuat bola digunakan untuk acara terkenal seperti itu.

“Saya suka menonton dan bermain sepak bola,” kata Ilham, yang merekatkan bola.

“Jadi, alhamdulillah, saya sangat senang bekerja di pekerjaan ini. Ini adalah hal yang sangat baik bagi masyarakat setempat untuk memiliki kesempatan kerja seperti ini. Saya menyukainya karena saya punya banyak teman di pabrik.”

Ignatius Indro, Ketua Persatuan Suporter Timnas Indonesia, mengaku bangga produk Indonesia mendapat pengakuan global karena kualitasnya yang tinggi.

“Sebagai suporter timnas Indonesia, kami bangga dengan bola Al Rihla. Ya, meski timnas kita belum bisa mengikuti Piala Dunia kali ini, produk lokal kita tetap mendunia,” ujarnya.

Indro mengatakan pemerintah Indonesia telah bekerja keras dalam beberapa tahun terakhir untuk memasarkan produk Indonesia ke dunia untuk menyaingi negara-negara tetangga seperti Vietnam dan China, dan Piala Dunia merupakan tahapan penting bagi Indonesia untuk menunjukkan keunggulannya.

“Kami memiliki apparel kelas dunia yang tidak kalah bagusnya dengan brand lain. Ini sangat membanggakan kami,” imbuhnya.

Kini, kata Indro, Timnas Indonesia tinggal menyamai kesuksesan pakaian olahraga Tanah Air untuk turun ke lapangan di Piala Dunia berikutnya di AS, Kanada, dan Meksiko pada 2026.

Indonesia sudah tidak lolos sejak merdeka dengan satu-satunya kemunculannya pada tahun 1938 berlangsung di bawah bendera Hindia Belanda.

“Kita sebagai suporter berharap ini juga bisa memacu prestasi timnas kita ke depan,” ujarnya. (*)

 

FOLLOW US