JAKARTA - Seorang karyawan Walmart membunuh enam orang dan melukai beberapa lainnya sebelum menembak dirinya sendiri secara fatal di sebuah toko di Chesapeake, Virginia, pada Selasa malam, kata pihak berwenang. Kejadian ini hanya berselang beberapa hari setelah seorang pria bersenjata membunuh lima orang dan melukai 17 lainnya di sebuah klub malam LGBTQ Colorado.

Penembak, yang belum teridentifikasi, meninggal karena luka tembak yang dilakukan sendiri, kata Kepala Polisi Chesapeake Mark Solesky pada konferensi pers pada hari Rabu.

Enam orang lainnya dipastikan tewas dan empat lainnya dirawat di rumah sakit daerah, kata Solesky.

Penembak menggunakan pistol dan merupakan karyawan Walmart tempat penembakan itu terjadi, kata Solesky.

Pertumpahan darah hari Selasa adalah episode terakhir kekerasan senjata di Amerika Serikat yang telah memicu perdebatan tentang pembatasan yang lebih ketat pada akses ke senjata.

Walmart mengatakan dalam sebuah pernyataan Rabu pagi bahwa mereka "terkejut" dengan kekerasan itu dan bekerja sama dengan penegak hukum.

Seorang juru bicara Rumah Sakit Umum Norfolk Sentara, yang memiliki pusat trauma terkemuka di kawasan itu, mengatakan kepada stasiun televisi WAVY bahwa lima pasien dirawat di sana.

"Muak dengan laporan penembakan massal lainnya, kali ini di Walmart di Chesapeake. Saya akan memantau perkembangan dengan cermat," tweet senator Virginia Mark Warner pada hari Rabu.

Departemen kepolisian tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.