• News

Kapal yang Membawa Lebih dari 200 Pengungsi Rohingya Berlabuh di Aceh

Yati Maulana | Rabu, 16/11/2022 13:50 WIB
Kapal yang Membawa Lebih dari 200 Pengungsi Rohingya Berlabuh di Aceh Pengungsi Muslim Rohingya yang menyeberang ke Bangladesh karena mengalami genosida di Myanmar. Foto: Reuters

JAKARTA - Dua kapal yang membawa total 230 pengungsi Rohingya, termasuk perempuan dan anak-anak, mendarat di pantai provinsi Aceh di Indonesia sejak Selasa, kata pihak berwenang, yang terbaru di antara eksodus tahunan dari barat laut Myanmar.

Rohingya, minoritas Muslim yang teraniaya, telah bertahun-tahun berlayar ke negara-negara seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia antara November dan April ketika laut lebih tenang. Ratusan telah mencapai Aceh dalam beberapa tahun terakhir, banyak yang berada di laut selama berbulan-bulan.

Di Myanmar, Rohingya secara luas dianggap sebagai imigran ilegal dari Bangladesh, meski lahir di Myanmar.

Hamdani, juru bicara pemerintah Aceh Utara, yang seperti banyak orang Indonesia hanya menggunakan satu nama, mengatakan bahwa 111 orang Rohingya, termasuk 27 wanita dan 18 anak-anak, tiba sebelum subuh pada Selasa pagi.

Kapal kedua yang membawa 119 Rohingya mendarat di provinsi itu pada Rabu pagi setelah berada di laut selama lebih dari 10 hari, katanya kepada Reuters.

"Mereka baik-baik saja dan sehat. Belum bisa dipastikan ke mana kami akan membawa mereka," katanya.

Foto yang diberikan oleh pejabat setempat Hamdani menunjukkan perahu reyot dan rombongan Rohingya menunggu di pantai, dikelilingi oleh perwira militer Indonesia.

Pihak berwenang setempat telah melakukan kontak dengan menteri imigrasi dan luar negeri Indonesia dan Komisi Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), katanya.

Lebih dari 730.000 Muslim Rohingya melarikan diri dari Myanmar pada tahun 2017 setelah tindakan keras militer yang menurut para saksi termasuk pembunuhan massal dan pemerkosaan. Kelompok HAM telah mendokumentasikan pembunuhan warga sipil dan pembakaran desa.

Pihak berwenang Myanmar mengatakan mereka memerangi pemberontakan dan menyangkal melakukan kekejaman sistematis.

FOLLOW US