• News

Wilayah Taebenu di NTT Terancam Alami Kekeringan

Akhyar Zein | Kamis, 13/10/2022 20:01 WIB
Wilayah Taebenu di NTT Terancam Alami Kekeringan wilayah Taebenu berstatus awas bencana kekeringan dengan kondisi Hari Tanpa Hujan (HTH) lebih dari 61 hari (foto: mediaindonesia.com)

JAKARTA - Kecamatan Taebenu di Kabupaten Kupang, Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur berstatus awas bencana kekeringan akibat musim kemarau yang masih berlangsung di daerah itu.

Kepala Stasiun Klimatologi Kelas II Kupang BMKG Rahmattulloh Adji dalam keterangan yang diterima di Kupang, Kamis mengatakan wilayah Taebenu berstatus awas bencana kekeringan dengan kondisi Hari Tanpa Hujan (HTH) lebih dari 61 hari.

Wilayah Kecamatan Taebenu merupakan satu-satunya wilayah di NTT yang mendapat peringatan dini kekeringan berdasarkan analisa peringatan dini kekeringan meteorologis yang diperbaharui per 10 Oktober 2022.

Rahmattulloh mengimbau masyarakat di wilayah itu agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana kekeringan yang berpotensi menimbulkan berbagai dampak seperti berkurangnya persediaan air tanah sehingga menyebabkan kelangkaan air bersih.

Selain itu juga berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan serta meningkatnya potensi kemudahan terjadinya kebakaran.

Upaya-upaya antisipasi dampak bencana, kata dia perlu dipersiapkan secara baik seperti menghemat penggunaan air, dan melakukan kegiatan menanam tanaman yang tidak memerlukan banyak air sehingga berpeluang untuk bisa dipanen.

"Masyarakat juga perlu menghindari aktivitas yang dapat memicu kemunculan titik api di area terbuka agar tidak menimbulkan kebakaran hutan dan lahan," katanya.

Ia menambahkan, umumnya wilayah NTT saat ini berada dalam masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan sehingga ada daerah yang masih terancam bencana kekeringan serta ada pula daerah yang lebih awal memasuki musim hujan.

Berdasarkan prakiraan peluang curah hujan, kata dia menunjukkan bahwa beberapa wilayah di NTT diperkirakan akan mengalami curah hujan sangat rendah (kurang dari 20 mili meter/dasarian) dengan peluang lebih dari 70 persen.

FOLLOW US