• News

Militer Amerika Sebut 27 Gerilyawan al Shabaab Tewas dalam Serangan Udara Somalia

Yati Maulana | Rabu, 21/09/2022 23:01 WIB
Militer Amerika Sebut 27 Gerilyawan al Shabaab Tewas dalam Serangan Udara Somalia Petugas keamanan Somalia terlihat di bagian Hotel Hayat, lokasi serangan militan kelompok al-Shabaab di Mogadishu, Somalia 20 Agustus 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Militer AS mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya telah membunuh 27 pejuang dari kelompok militan al Shabaab dalam serangan udara di wilayah Hiran tengah Somalia, di mana tentara dan pasukan sekutu telah melancarkan serangan terhadap gerilyawan pada bulan lalu.

Amerika Serikat melakukan serangan udara di Somalia terhadap al Shabaab, sebuah waralaba al Qaeda, selama bertahun-tahun. Serangan hari Minggu adalah yang keenam yang tercatat pada tahun 2022, menurut situs web Komando Afrika AS (AFRICOM).

Di wilayah Hiran penduduk mengatakan pembakaran rumah oleh al Shabaab, perusakan sumur dan pembunuhan warga sipil, dikombinasikan dengan tuntutan pajak di tengah kekeringan terburuk dalam 40 tahun, telah mendorong penduduk setempat untuk membentuk kelompok paramiliter untuk berjuang bersama pemerintah.

Para gerilyawan, yang berusaha menggulingkan pemerintah pusat yang didukung Barat dan menerapkan interpretasi hukum Islam yang ketat, tewas saat menyerang pasukan federal di dekat Buulobarde, sebuah kota sekitar 200 km (125 mil) utara ibu kota Mogadishu, kata AFRICOM di sebuah pernyataan.

"Serangan defensif memungkinkan pasukan Tentara Nasional Somalia dan Misi Transisi Uni Afrika di Somalia (ATMIS) untuk mendapatkan kembali inisiatif dan melanjutkan operasi untuk mengganggu al Shabaab di wilayah Hiraan di Somalia tengah," kata AFRICOM. "Operasi ini adalah operasi ofensif gabungan Somalia dan ATMIS terbesar dalam lima tahun."

Seorang juru bicara ATMIS dan pejabat pemerintah Somalia tidak menanggapi permintaan komentar. ATMIS belum secara terbuka mengakui peran apa pun dalam operasi itu, yang menurut seorang tetua setempat telah merebut 10 desa dari al Shabaab dalam beberapa pekan terakhir.

Aktivis HAM sebelumnya menuduh Amerika Serikat menyembunyikan operasi Somalia-nya secara rahasia, yang berpotensi merusak akuntabilitas atas insiden yang melibatkan kematian warga sipil.

Somalia berada dalam perang saudara sejak 1991, ketika panglima perang berbasis klan menggulingkan seorang diktator kemudian saling menyerang.

FOLLOW US