JAKARTA - Bank sentral Lebanon mengatakan telah sepenuhnya berhenti menyediakan dolar untuk impor bensin dalam sebuah langkah yang kemungkinan akan menyebabkan harga yang lebih tinggi dan lebih fluktuatif serta peningkatan tekanan pada mata uang lokal yang terus kehilangan nilainya.

Meskipun bank sentral telah mengatakan tahun lalu akan berhenti menyediakan dolar dengan nilai tukar yang disubsidi besar-besaran karena berkurangnya cadangan mata uang asing, bank sentral terus melakukannya pada tingkat di bawah harga pasar pada platform pertukaran Sayrafa.

Namun dalam beberapa pekan terakhir, secara bertahap mengurangi jumlah dolar yang diberikan melalui Sayrafa, bagian dari rencana yang lebih luas untuk mengakhiri subsidi untuk sebagian besar barang di tengah keruntuhan keuangan yang telah memasuki tahun keempat tanpa tanda-tanda pelonggaran.

Seorang juru bicara bank sentral mengatakan importir sekarang harus mendapatkan dolar dari pasar gelap, di mana pound Lebanon diperdagangkan sekitar 35.000 pound terhadap dolar pada hari Senin. Tingkat Sayrafa berada pada angka sekitar 28.000 minggu lalu.

"Jika ada lebih banyak volatilitas dalam nilai tukar, akan ada lebih banyak volatilitas dalam harga bahan bakar," kata Maroun Chammas, anggota Asosiasi Perusahaan Pengimpor Minyak, kepada Reuters.

Harga untuk 20 liter bensin melonjak 20.000 pound pada hari Senin, peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan fluktuasi harian biasa beberapa ribu pound di minggu-minggu sebelumnya.

Chammas mengatakan importir sejauh ini dapat memperoleh semua dolar yang mereka butuhkan dari pasar gelap dan mengatakan pompa bensin akan terus menerima pembayaran dalam pound Lebanon dengan tarif pasar gelap harian.