• Oase

Nabi Nuh AS, Dakwah dan Doa untuk Kebinasaan Kaumnya

Rizki Ramadhani | Kamis, 25/08/2022 11:45 WIB
Nabi Nuh AS, Dakwah dan Doa untuk Kebinasaan Kaumnya Ilustrasi (foto:indozone)

JAKARTA - Nabi Nuh ‘Alaihissalam sangat dikenal kiprahnya dalam mendakwahi kaumnya. Bahkan banyak kisah tentang nabi sekaligus rasul yang termasuk Ululazmi ini yang diabadikan Allah Subhanahu Wa Ta`ala di dalam Al-Qur’an agar kita dapat meneladaninya.

Berbagai upaya telah dilakukan nabi Nuh ‘Alaihissalam dalam berdakwah kepada kaumnya, diantaranya berbicara dan bersikap dengan lembut kepada kaumnya. Nabi Nuh ‘Alaihissalam berharap melalui metode ini, mereka merasa nyaman hingga mudah tergerak hati mereka untuk beriman.

Berikutnya, upaya nabi Nuh ‘Alaihissalam menunjukan rasa kebersamaan. Beliau ‘Alaihissalam biasa memanggil kaumnya dengan “kaumku”. Hal demikian menunjukkan bahwa nabi Nuh ‘Alaihissalam sebagai bagian dari kaumnya, yang juga pasti menginginkan kebaikan untuk kaumnya sendiri.

Selanjutnya, nabi dan rasul yang termasuk Ululazmi ini sangat menyayangi kaumnya dengan memperlihatkan rasa belas kasih. Beliau ‘Alaihissalam selalu mengajak umatnya untuk segera bertaubat agar tidak merasakan pedihnya azab.

Tidak hanya itu, nabi Nuh ‘Alaihissalam dikenal kiprahnya dalam berdakwah tidak kenal lelah mengajak kepada kebaikan.

Beliau ‘Alaihissalam berdakwah siang dan malam, dengan cara sembunyi dan terang-terangan, melalui cara yang lembut dan penuh kasih sayang.

Setelah ratusan tahun berdakwah, nabi Nuh ‘Alaihissalam menyimpulkan kebanyakan kaumnya tidak mau beriman, bahkan menantang disegerakan datangnya azab Allah ‘Azza wa Jalla.

Hal ini disebabkan karena hilangnya ilmu dan sudah lama terjadi kerusakan akidah yang menyebabkan kaumnya terjerumus dalam lembah kemusyrikan dengan mentuhankan berhala.

Pengalaman nabi Nuh ‘Alaihissalam selama mendakwahkan kaumnya dalam kurun waktu 950 tahun menyertai tiga generasi memberinya kesimpulan bahwa kaumnya yang kafir sangat susah untuk beriman, bahkan termasuk harapan terhadap keturunan yang mereka lahirkan kelak.

Ijtihad nabi Nuh ‘Alaihissalam, percuma mereka hidup di muka bumi. Pada akhirnya, mereka yang kafir juga akan melahirkan keturunan yang akan menyesatkan orang lain, berbuat maksiat dan sangat kafir, sombong dan melampaui batas.

Tentu saja nabi Nuh ‘Alaihissalam juga mengetahui bahwa tugasnya adalah menyampaikan dan mengajak orang lain untuk tidak berbuat syirik, berlaku baik dan menjauhi keburukan. Mengenai banyak yang mengikuti atau hanya beberapa orang saja yang mengikuti, atau bahkan tidak ada yang mengikuti sekalipun, itu di luar tanggung jawab beliau ‘Alaihissalam.

Demikian juga, bukan karena dilandasi ketidak sabaran dalam berdakwah atau menyerah, nabi Nuh ‘Alaihissalam pun berdoa kepada Allah Subhanahu wa ta`ala untuk membinasakan seluruh kaumnya yang kafir agar tidak ada yang tersisa.

Allah Subhanahu Wa Ta`ala berfirman di dalam Al-Qur’an surah Nuh [71] ayat 26-27 memaparkan doa nabi Nuh ‘Alaihissalam tersebut, “Nuh berkata : "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorangpun diantara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.”

Semoga kisah ini dapat menambah khazanah wawasan keilmuan dan mengokohkan keimanan kita. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US