• Oase

Kesabaran dan Kelembutan Nabi Nuh AS dalam Berdakwah

Rizki Ramadhani | Rabu, 24/08/2022 09:41 WIB
Kesabaran dan Kelembutan Nabi Nuh AS  dalam Berdakwah Ilustrasi (foto:republika)

JAKARTA - Nuh ‘Alaihissalam adalah salah satu nabi dan rasul yang termasuk Ululazmi. Kita dapat menjumpai sebanyak 43 ayat dari 28 surah di dalam Al-Qur`an membahas tentang nabi Nuh ‘Alaihissalam.

Dari hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, disebutkan bahwa Wadd, Suwwa`, Yaghuts, Ya`uq, dan Nasr merupakan orang saleh yang dicintai masyarakat dan hidup antara masa nabi Adam ‘Alaihissalam dan nabi Nuh ‘Alaihissalam.

Setelah mereka meninggal, generasi pertama dari para pengikutnya mulai membuat patung-patung dengan nama kelima orang saleh tersebut untuk mengenangnya.

Seiring waktu, anak cucu dari generasi pertama menjadikan kelima patung itu sebagai sembahan mereka. Maka mulai saat itu tersebarlah kesyirikan.

Nabi Nuh ‘Alaihissalam yang juga merupakan Rasul pertama yang diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta`ala kepada Bani Rasib tersebut bertujuan untuk mengajarkan tauhid dan meninggalkan kesyirikan.

Berdasarkan Al-Qur’an dalam surah Al-`Ankabut ayat 14, Nabi yang lahir sekitar 1.000 tahun setelah wafatnya nabi Adam ini berdakwah hingga mencapai 950 tahun.

Nabi Nuh ‘Alaihissalam terus mengajak dan menjelaskan kepada mereka dengan lembut hakikat dakwah yang dibawanya di malam dan siang hari, menasihati secara rahasia dan terang-terangan.

Diantara kaumnya yang mengikuti ajakannya, terdiri dari kaum fakir dan dhu’afa (lemah). Adapun orang-orang kaya dan kuat, juga mayoritas kaumnya yang lain tetap menolak dakwahnya, termasuk istri dan seorang anaknya.

Mereka tetap saja kafir, sombong dan melampaui batas, bahkan menentangnya, menuduh pendusta dan sesat, menyakiti, menghina, dan memerangi dakwah nabi Nuh ‘alaihissalam.

Tidak hanya itu, ketika nabi Nuh ‘Alaihissalam mendatangi dan mengajak kaumnya agar menyembah Allah Subhanahu Wa Ta`ala dan beriman kepada-Nya, mereka malah menyumbat telinga-telinga mereka dengan meletakan anak jarinya menutupi lubang telinga agar tidak mendengar dakwah Beliau ‘Alaihissalam.

Ada juga kaumnya yang menutupi wajah mereka dengan baju agar tidak melihat Beliau ‘Alaihissalam.

Nabi Nuh ‘Alaihissalam tetap bersabar mendakwahi kaumnya selama tiga generasi, 950 tahun dengan hasil memperoleh sekitar 70 orang pengikut dengan tambahan delapan anggota keluarganya.

Perilaku buruk kaumnya yang tidak mau peduli dengan dakwah nabi Nuh ‘Alaihissalam ini berlangsung terus hingga akhirnya mereka menantang didatangkan azab, kejadian ini difirmankan Allah Subhanahu Wa Ta`ala dalam Al-Qur’an surah Hud (11) ayat 32.

Nuh menjawab, “Hanyalah Allah yang akan mendatangkan azab itu kepadamu jika Dia menghendaki, dan kamu sekali-kali tidak dapat melepaskan diri.–Dan tidaklah bermanfaat kepadamu nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada kamu, sekiranya Allah hendak menyesatkan kamu, Dia adalah Tuhanmu, dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.” (QS. Hud [11] : 33-34).

Semoga kaum muslimin dapat memperoleh mutiara faedah berharga dari kisah di atas. (Kontributor : Dicky Dewata)

 

FOLLOW US