• News

Sebelum Ditikam, Salman Rushdie Sebut Hidupnya Sudah Relatif Normal

Yati Maulana | Minggu, 14/08/2022 19:03 WIB
Sebelum Ditikam, Salman Rushdie Sebut Hidupnya Sudah Relatif Normal Penulis Salman Rushdie diwawancarai selama Heartland Festival di Kvaerndrup, Denmark 2 Juni 2018.

JAKARTA - Dalam sebuah wawancara yang dilakukan hanya beberapa minggu sebelum dia ditikam dan terluka parah oleh seorang penyerang di negara bagian New York, penulis Salman Rushdie mengatakan hidupnya sekarang "relatif normal", setelah hidup bersembunyi selama bertahun-tahun karena ancaman pembunuhan.

Rushdie berbicara dalam wawancara dengan majalah Stern Jerman tentang ancaman yang dia lihat terhadap demokrasi AS. Dia juga menyebut dirinya seorang yang optimis, dan mencatat bahwa fatwa tersebut, sebuah fatwa agama yang dikeluarkan di Iran pada tahun 1989 yang menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk membunuhnya karena penistaan, telah diucapkan sejak lama.

Wawancara itu akan muncul di majalah pada 18 Agustus, tetapi Stern merilisnya pada hari Sabtu, sehari setelah serangan terhadap Rushdie. Wawancara dilakukan sekitar dua minggu lalu, kata kantor redaksi majalah tersebut.

Pemimpin revolusi Islam Iran 1979, mendiang Ayatollah Ruhollah Khomeini, mengeluarkan fatwa setelah buku novel Rushdie "The Satanic Verses" dikutuk sebagai penghujatan. Dia bersembunyi selama hampir satu dekade tetapi dalam beberapa tahun terakhir telah hidup relatif terbuka.

Rushdie kelahiran India, yang menjadi warga negara AS pada 2016 dan tinggal di New York City, mengatakan dia khawatir tentang ancaman terhadap demokrasi di Amerika Serikat.

Ini didorong oleh rasisme dan kebencian terhadap pencapaian liberalisme, dan merupakan "tahap awal fasisme," katanya.

"(Mantan Presiden AS Donald) kemenangan Trump atas kebenaran paling penting di sana. Rakyatnya percaya bahwa mereka dibohongi oleh yang lain, bukan olehnya," katanya.

Trump mengklaim secara salah bahwa pemilihan presiden November 2020 yang dia kalahkan dari Joe Biden dicuri melalui penipuan pemungutan suara yang meluas.

Ditanya apakah dia bernostalgia, Rushdie, 75, berkata, "Belum tentu. Saya suka sejarah, tetapi ketika itu menyangkut hidup saya sendiri, saya lebih suka melihat ke depan."

Polisi New York telah mengidentifikasi tersangka dalam serangan terhadap Rushdie sebagai Hadi Matar, seorang pria berusia 24 tahun dari Fairview, New Jersey, yang telah membeli tiket ke acara di Chautauqua Institution. Polisi belum menetapkan motif.

FOLLOW US