• News

Klaim Nol-COVID, Parlemen Korea Utara akan Bahas Anti-epidemi

Yati Maulana | Senin, 08/08/2022 10:01 WIB
Klaim Nol-COVID, Parlemen Korea Utara akan Bahas Anti-epidemi Ibukota Korea Utara Pyongyang terlihat dalam gambar pada 30 April 2004. Foto: Reuters

JAKARTA - Korea Utara akan mengadakan dua pertemuan penting, termasuk satu untuk meninjau kebijakan anti-epidemi negara itu, dalam beberapa minggu mendatang, kata media pemerintah pada hari Senin, karena mengklaim tidak ada kasus COVID-19 baru sejak akhir Juli.

Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara (SPA), parlemen negara bagian yang terisolasi itu, akan bertemu pada 7 September untuk membahas undang-undang tentang pembangunan pedesaan dan masalah organisasi, menurut pejabat KCNA.

Secara terpisah, Korea Utara memutuskan untuk mengadakan pertemuan nasional untuk tinjauan darurat anti-epidemi awal Agustus "untuk mengkonfirmasi orientasi baru" dalam kebijakannya.

Pertemuan COVID datang ketika Korea Utara mengatakan pekan lalu semua pasiennya yang demam telah pulih, menandai berakhirnya gelombang pertama pandemi virus corona sejak masuknya wabah virus pada pertengahan Mei.

Negara tertutup itu tidak pernah mengkonfirmasi berapa banyak orang yang terinfeksi COVID-19. Tetapi dikatakan sekitar 4,77 juta pasien demam telah pulih sepenuhnya dan 74 telah meninggal sejak akhir April.

Parlemen Korea Utara jarang bertemu dan biasanya berfungsi untuk menyetujui keputusan tentang isu-isu yang telah dibuat oleh Partai Buruh yang kuat di negara bagian itu, yang anggotanya membentuk sebagian besar majelis.

Keputusan untuk mengadakan parlemen datang pada pertemuan pleno komite tetap SPA pada hari Minggu, kata KCNA.

Pada pertemuan akhir pekan, para peserta mengadopsi undang-undang tentang obat-obatan untuk membangun "sistem ketat" untuk mempromosikan kesehatan masyarakat, di antara isu-isu lainnya.

Hal-hal lain termasuk merevisi undang-undang pengembangan kedirgantaraan "untuk lebih melegalkan kegiatan" di lapangan dan mengadopsi "hukum penjagaan diri" untuk menetapkan apa yang disebutnya "sistem penjagaan diri semua orang" untuk melindungi kehidupan masyarakat dan properti, kata KCNA, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Peluncuran luar angkasa telah lama menjadi isu sensitif di semenanjung Korea, di mana Korea Utara menghadapi sanksi internasional atas program rudal balistik bersenjata nuklirnya.

Pada bulan Maret, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyerukan untuk memperluas situs peluncuran roket ruang angkasa untuk memajukan ambisi luar angkasanya, setelah Korea Selatan dan Amerika Serikat menuduhnya menguji rudal balistik antarbenua baru dengan kedok pengembangan ruang angkasa.

FOLLOW US