• Kabar Pertanian

Kementan dan Country Director IFAD Datangi Petani Serang dan Pandeglang

Agus Mughni Muttaqin | Kamis, 21/07/2022 07:01 WIB
Kementan dan Country Director IFAD Datangi Petani Serang dan Pandeglang Tim Kementan bersama IFAD melakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Serang dan Pandeglang, Banten. (Foto: Kementan)

JAKARTA - Guna mewujudkan cita-cita pertanian modern di Indonesia, Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) melaksanakan proyek Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (IPDMIP). 

Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) serta infrastruktur pendukung lain seperti irigasi menjadi perhatian serius dalam program ini.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, rehabilitasi jaringan irigasi diperlukan untuk menjamin suplai air yang cukup untuk lahan pertanian.

"Petani harus ditingkatkan kapasitasnya karena untuk mencapai sektor pertanian yang maju, dibutuhkan sinergi dan kerja keras dengan menggunakan teknologi modern. Karena, kita tidak bisa menjawab tantangan pembangunan pertanian tanpa teknologi," tutur Mentan SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menjelaskan hal terpenting yang harus dilakukan saat ini meningkatkan kualitas dan kapasitas SDM pertanian.

"Mengapa penting? Karena SDM adalah faktor pengungkit utama dalam peningkatan produktivitas. Jika ingin produktivitas meningkat, berarti tingkatkan dahulu kualitas SDM-nya," tutur Dedi.

Dalam rangka evaluasi terhadap kemajuan capaian IPDMIP di lapangan, Ivan Cossio Cortez, Country Director IFAD untuk Asia Tenggara dan Pasific, serta Abdelkarim, Regional Economist IFAD, melakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Serang dan Pandeglang, Banten.

IFAD ingin melihat dari dekat kemajuan yang diperoleh petani sebagai kelompok sasaran penerima manfaat proyek. Sekaligus memperoleh umpan balik dari tim manajemen unit pelaksana proyek, penyuluh, dan petani untuk perbaikan ke depan apabila IPDMIP diperpanjang.

Hasil kunjungan akan menjadi informasi yang akan digunakan IFAD sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan Country Strategic Opportunities Programme (COSOP) untuk Indonesia.

Kepada tim IFAD, Zaldi Dhuhana, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Serang, menyampaikan apresisasi kepada IFAD dengan berjalannya proyek IPDMIP di wilayahnya.

“Karena melalui kegiatan Sekolah Lapang, petani di lokasi proyek menjadi lebih responsive terhadap teknologi yang direkomendasikan dan mulai menerapkannya,” katanya.

Hal ini didukung dengan rehabilitasi irigasi primer dan sekunder dengan luas layanan 1.005 hektare yang dilaksanakan oleh unit pelaksana IPDMIP di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Serang.

Pendapat serupa disampaikan oleh Uun Junandar, Sekretaris Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Pandeglang. Menurutnya dana hibah IPDMIP yang dialokasikan untuk Kabupaten Pandeglang hanya 5,9 M selama 5 tahun periode proyek.

“Kegiatan pelatihan dan penyuluhan yang diberikan IPDMIP sangat intensif sehingga efektif meningkatkan kualitas SDM petani di Kabupaten Pandeglang yang merupakan lumbung pangan dan mayoritas penduduknya bertani,” ujar Uun.

Saat ini di 13 daerah irigasi lokasi proyek Kabupaten Pandeglang saat ini telah meningkat IPnya dari sebelumnya 2,5 menjadi 3.

Kunjungan lapangan dilakukan ke BPP Kramatwatu dan Kelompok tani Siipik di Desa Margasana Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang dan ke BPP Mandalawangi dan Kelompok tani Mukti Tani I di Desa Sekong Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang.

Tim IFAD melihat antusiasme penyuluh dan petani terhadap berbagai peningkatan yang diperoleh selama mengikuti kegiatan IPDMIP.

Penyuluh dan petani di Kecamatan Kramatwatu menyatakan bahwa saat ini cara tanam padi yang diterapkan adalah jajar legowo dan produksi meningkat dari sebelumnya 6 ton per ha menjadi 7,5 – 8 ton per ha.

Dari 50 orang peserta SL di Desa Margasana, sebanyak 80% sudah menerapkan cara tanam jarwo. Sekarang ini air irigasi mengalir lancar sehingga Ketua P3A dapat mendistribusikan air untuk melayani sekitar 130 ha lahan sawah.

Kunjungan ke penyuluh di BPP Mandalawangi dan Kelompok tani Mukti Tani I di Desa Sekong Kecamatan Cimanuk, menambah keyakinan tim IFAD bahwa kegiatan IPDMIP telah diterima dengan baik dan menunjukkan hasil yang signifikan.

Munir (72), Ketua Poktan Mukti Tani 1 yang dibentuk tahun 1985 dan sekarang ini beranggotakan 61 orang, mengatakan sejak mengikuti IPDMIP kegiatan Poktan Mukti Tani 1 semakin hidup. "Sekarang ini anggota Poktan Mukti Tani 1 yang terdaftar adalah KK tani, tetapi yang aktif suami istri," jelas Munir.

Ivan Cossio menyatakan, kelompok tani dan P3A harus membangun kerjasama yang lebih konkrit dalam pengelolaan irigasi.

"P3A harus mempunyai data petani dan luasan sawahnya di areal layanan DInya untuk menjamin pendistribusian air sehingga kelompok tani juga dapat mempertanggungjawabkan pentingnya iuran air," ujar Ivan.

IFAD sangat mengapresiasi progres proyek IPDMIP, khususnya dalam penguatan kapasitas kelompok tani. "Saya sangat bahagia kelompok tani dapat bertumbuh secara mandiri dan dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dari pertanian," pungkas Ivan.

FOLLOW US