• Oase

Masjid Agung Sana`a dan Kisah Arah Kiblatnya

Rizki Ramadhani | Sabtu, 16/07/2022 09:30 WIB
Masjid Agung Sana`a dan Kisah Arah Kiblatnya Ilustrasi Masjid Agung Sanaa di Yaman (foto :kontraktorkubahmasjid)

JAKARTA - Yaman merupakan negara yang terletak di ujung selatan Jazirah Arab. Di Yaman banyak peninggalan sejarah masa lalu yang sangat terkenal yang mempunyai arti penting bagi Islam. Tidak jauh dari bekas “Ka`bah tandingan”, terdapat masjid pertama di Yaman yang dibangun pada masa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dan termasuk salah satu masjid tertua di dunia, juga yang terbesar dan paling terkenal di kota tua Sana`a.

Sejarah negara Yaman sangat erat kaitannya dengan sejarah penyebaran agama Islam pada zaman Rasulullah ﷺ. Karena pada masa itu, Rasulullah ﷺ pernah mengutus Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه untuk berdakwah di wilayah Yaman. Kemudian, dibangunlah Masjid Agung Sana`a pada saat agama Islam sudah cukup berkembang.

Masjid Agung Sana`a juga disebut Al-Jami Al-Kabir (Al-Jami al-Kabir bi-Sana`a), juga biasa disebut dengan Jami` Kabeer, atau Great Mosque of Sana’a, terletak di kota tua Sana`a, Yaman dan dibangun di sebelah timur situs bekas reruntuhan bangunan Istana Ghumdan Palace (era Himyarite) dan Gereja Kristen Axumite al-Qulais diperkirakan pada tahun 630 Masehi, menjadikan kota Sana`a menjadi salah satu wilayah syiar Islam terbesar di masanya.

Ada kisah melegenda di masyarakat Yaman yang mengatakan bahwa pembangunan masjid sebagai pusat aktivitas dakwah Islam di wilayah tersebut mengandung mukjizat yang dimiliki nabi Muhammad ﷺ. Rasulullah ﷺ yang langsung memberikan arahan kepada sahabat Wabr bin Yuhanas Al-Khuza’i Al-Anshari رضي الله عنه untuk penempatan bangunan dan arah masjid, serta menentukan arah kiblatnya.

Konon dikisahkan bahwa ketika penduduk Yaman telah bersedia memeluk Islam, maka Rasilullah ﷺ mengutus sahabat Wabr bin Yuhanas Al- Khuza’i Al- Anshari رضي الله عنه agar pergi ke Sana’a, Yaman sebagai guru, pelindung dan mengajak penduduk Yaman kepada Iman dan Islam.

At- Thabrani رحمه الله dalam kitabnya Al-Mu’jam Al-Awsath meriwayatkan : Wabr bin Yuhanas Al Khuzai رضي الله عنه berkata, “Nabi memerintahkan aku untuk membuat masjid dengan arah kiblat bertepatan dengan puncak gunung Deyn.” (di distrik Umron, Yaman sekarang).

Dalam kitab “Sejarah Sana’a (History of Sana’a)” dari Al-Hafiz Imam Ar-Rozy رحمه الله mengatakan bahwa Nabi ﷺ bersabda kepada Wabr bin Yuhanas Al- Anshari رضي الله عنه , “… bangunlah masjid di Taman Bathan, di mana di situ ditemukan sebongkah batu di Gamdan dan arahkan (kiblatnya tepat lurus mengarah) ke sebuah (puncak) gunung bernama Deyn.”

Al-Hafiz Imam Ar-Rozy رحمه الله berkata, ”Rasulullah menulis kepada Wabr untuk membangun dinding masjid Bathan dan mengarahkannya ke gunung Deyn.”

Penelitian Syeikh Abdul Majid Al-Zandaney telah membuktikan kebenarannya. Tanpa alat bantu navigasi apapun di masa itu, kini 14 abad kemudian dengan kecanggihan satelit dan adanya aplikasi google earth, terbukti penempatan bangunan dan arah masjid, serta kiblat masjid Agung Sana’a telah ditentukan dengan sangat akurat, bahkan titik pusat masjid tertua di Yaman itu tepat lurus melalui titik pusat puncak gunung Deyn dan tepat lurus menuju ke arah titik pusat Ka’bah di Mekah, padahal jarak antara Sana’a dan Mekah sekitar 815 km.

Sesuatu yang sangat menarik untuk mengetahui bagaimana upaya para sahabat Radhiyallahu ‘Anhu Ajma’in yang membangun masjid di masa tersebut dapat menentukan arah kiblat dengan begitu akurat. Semoga kaum muslim selalu konsisten bersemangat mengikuti petunjuk Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ tercinta. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US