• Gaya Hidup

Fakta dan Mitos Olahraga Lari yang Harus Kamu Ketahui

Tri Umardini | Jum'at, 10/06/2022 06:01 WIB
Fakta dan Mitos Olahraga Lari yang Harus Kamu Ketahui Fakta dan Mitos Olahraga Lari yang Harus Kamu Ketahui. (FOTO: SHUTTERSTOCK)

JAKARTA - Lari merupakan olahraga yang murah dan mudah. Bisa dilakukan di mana saja dan tanpa alat pendukung dengan harga mahal.

Namun sayangnya masih banyak mitos keliru atau fakta yang belum diketahui seputar olahraga lari.

Supaya tidak lagi termakan informasi yang merugikan seputar olahraga lari, mari simak ulasannya berikut ini.

Fakta dan mitos seputar olahraga lari

1. Mitos: lari sama saja dengan jogging

Bagai pinang dibelah dua, banyak yang mengira jika berlari dan jogging merupakan jenis olahraga yang sama.

Jika diperhatikan, berlari sebenarnya membutuhkan tingkat kebugaran yang lebih tinggi daripada jogging.

Berlari mengharuskan Anda bergerak lebih cepat, menggunakan lebih banyak energi, serta menuntut jantung, paru, dan otot bekerja lebih keras daripada jogging.

Terlebih, Anda membutuhkan ketahanan fisik yang lebih kuat jika melakukan lari jarak pendek alias sprint.

2. Fakta: berlari termasuk bentuk latihan aerobik

Istilah “olahraga aerobik” biasanya lebih melekat dengan senam aerobik. Nah, fakta uniknya adalah olahraga lari sebenarnya juga termasuk ke dalam jenis latihan aerobik.

Olahraga aerobik adalah jenis latihan fisik yang merangsang pernapasan dan denyut jantung.

Saat pernapasan dan denyut jantung meningkat, Anda tentu memerlukan lebih banyak oksigen. Jika Anda bayangkan, efeknya ini juga terjadi saat berlari, bukan?

Selain berlari, jenis latihan yang juga tergolong sebagai olahraga aerobik yaitu senam lantai, jalan cepat, berenang, dan bersepeda.

3. Mitos: harus minum minuman olahraga sebelum olahraga lari

Minuman olahraga memang mengandung kalori dan elektrolit yang membantu dalam olahraga lari. Minuman ini akan mengganti cairan tubuh yang hilang sehingga mencegah tubuh cepat lelah dan lemas.

Namun, minuman olahraga lebih bermanfaat untuk sesi berlari dengan waktu lebih dari satu jam.

Jika Anda hanya berlari selama 30 menit atau kurang dari satu jam, air putih merupakan pilihan yang lebih baik. Pasalnya, energi yang Anda gunakan untuk berlari selama 30 menit tidak terbuang cukup banyak.

Jadi, Anda tidak perlu minum minuman olahraga yang berkalori tinggi.

4. Fakta: kalori yang terbakar lebih banyak jika Anda berlari lebih lama

Sudah menjadi fakta umum bahwa olahraga lari dapat membakar energi/kalori.

Jika Anda ingin membakar lebih banyak kalori, Anda harus meningkatkan kecepatan dan durasi lari.

Ambil contoh lari 13 km. Jika seseorang dengan berat 100 kg berlari sejauh 13 km, ia bisa membakar sekitar 150 kalori. Untuk orang dengan berat 54 kg, ia bisa membakar sekitar 82 kalori.

Makin bugar tubuh Anda, makin sedikit kalori yang terbakar dalam jarak tempuh yang sama.

5. Mitos: tidak perlu pemanasan sebelum latihan

Lari merupakan jenis olahraga dengan intensitas yang cukup tinggi. Maka dari itu, Anda sangat dianjurkan untuk melakukan latihan pemanasan.

Namun, latihan pemanasan ini tidak dilakukan dengan peregangan otot saja. Latihan pemanasan yang baik untuk berlari ialah peregangan dinamis seperti leg swings, lunges, dan butt kicks.

Lakukan gerakan-gerakan ini selama 5–10 menit agar otot mampu menyesuaikan diri ketika Anda berlari nanti.

6. Mitos: olahraga lari setiap hari itu aman

Anda mungkin sering mendengar imbauan untuk berolahraga secara rutin. Meskipun benar adanya, olahraga rutin bukan berarti dilakukan setiap hari, melainkan secara berkelanjutan atau konsisten.

Lantas, bolehkah Anda berlari setiap hari? Sebaiknya tidak, apalagi jika Anda masih pemula.

Perlu Anda ketahui bahwa saat berolahraga, beberapa otot di dalam tubuh mengalami kerusakan. Otot-otot Anda butuh waktu untuk kembali pulih.

Alih-alih mengikuti mitos untuk lari setiap hari, cobalah kombinasi cross-training dengan olahraga lain.

Anda dapat melakukan olahraga yang mencakup gerakan kaki berulang, seperti berenang dan bersepeda.

7. Fakta: terlalu sering lari tidak membuat berat badan turun drastis

Ada satu lagi fakta tentang olahraga lari yang tidak banyak diketahui, yakni berlari tiap hari ternyata tidak membuat berat badan turun drastis.

Berlari juga tidak cocok menjadi olahraga pembakar kalori untuk Anda yang sedang mengejar target turun berat badan.

Pelari pemula hingga menengah justru akan mendapatkan hasil yang lebih optimal jika berlari selama 20 menit sehari sebanyak 2–3 kali seminggu.

Ingat, seberapa lama Anda harus lari dan istirahat tergantung kemampuan tubuh Anda masing-masing.

8. Mitos: lari tidak baik untuk kesehatan lutut

Salah satu mitos olahraga lari yang tidak terbukti adalah dampak negatifnya terhadap kesehatan lutut.

Anggapan ini muncul karena lari dipercaya akan memberikan tekanan berlebih pada kaki sehingga bisa menyebabkan cedera lutut.

Berlari memang memberikan tekanan pada lutut. Namun, sebuah studi dalam jurnal PeerJ menunjukkan bahwa lari juga melatih tulang dan tulang rawan untuk beradaptasi.

Hal tersebut justru bisa membuat lutut lebih kuat dari sebelumnya. Selama Anda memiliki kondisi lutut yang normal dan berat badan yang sehat, berlari tidak akan berdampak buruk pada lutut.

Akan tetapi, Anda sebaiknya tidak terlalu sering berlari jika memiliki masalah radang sendi dan berat badan yang berlebih.

9. Mitos: olahraga lari hanya untuk anak muda yang sehat

Banyak orang yang bilang kalau olahraga lari hanya cocok untuk anak muda. Ini karena anak muda memiliki stamina yang lebih prima sehingga lebih mudah untuk melakukan olahraga lari.

Faktanya, lari merupakan olahraga yang bisa dilakukan oleh siapa saja.

Meski begitu, orang yang mengalami radang sendi, memiliki berat badan lebih, dan berusia lanjut sebaiknya berkonsultasi ke dokter sebelum memutuskan untuk berlari secara rutin.

Ada begitu banyak manfaat olahraga lari bagi kesehatan. Agar Anda bisa mendapatkan semua manfaat ini secara optimal, pastikan Anda mengikuti berbagai anjuran yang terbukti sebagai fakta dan menghindari mitos-mitosnya. (*)

 

FOLLOW US