• Oase

Ksatria Tanpa Tanding Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu `Anhu

Rizki Ramadhani | Sabtu, 04/06/2022 10:16 WIB
Ksatria Tanpa Tanding Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu `Anhu Ilustrasi (foto: jernih)

JAKARTA - Tak kenal maka tak sayang, demikianlah pepatah berharga. Maka dari itu, sepatutnya kaum muslim mengetahui sejarah Islam guna mengokohkan keimanan, memperoleh ibroh dan suri tauladan. Diantaranya mengenal sahabat Rasulullah ﷺ yang mulia, salah satunya adalah ksatria tanpa tanding Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه .

Nasab beliau adalah ‘Ali bin Abi Thalib (‘Abdu Manaf) bin ‘Abdul Muththalib (Syaibah) bin Hasyim (‘Amr) bin ‘Abdi Manaf (Al-Mughirah) bin Qushai (Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin ‘Adnan.

Ibu beliau adalah Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushai, ibunya digelari wanita Bani Hasyim pertama yang melahirkan putra Bani Hasyim.

Saudara laki-laki Ali رضي الله عنه , mereka semua lebih tua dari beliau dan masing-masing terpaut sepuluh tahun, yaitu Thalib, ‘Aqil, dan Ja’far. Beliau juga memiliki dua saudari perempuan, yaitu Ummu Hani’ dan Jumanah, yang keduanya adalah putri Fathimah bin Asad, dan telah masuk Islam serta turut berhijrah. Ayah beliau bernama Abu Thalib (nama sebenarnya adalah Abdu Manaf), merupakan paman kandung yang sangat menyayangi Rasulullah ﷺ.

Hubungan kekerabatan dengan Rasulullah ﷺ bukan hanya sebagai sepupu, namun juga menantu Rasulullah ﷺ dari putri bungsu beliau ﷺ, Fathimah Radhiyallahu ‘Anha. Beliau رضي الله عنه  sangat senang diberi kunyah Abu Turab oleh Rasulullah ﷺ.

Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه  termasuk orang yang pertama-tama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun), bahkan yang pertama dari kalangan anak-anak. Ali turut berhijrah ke Madinah setelah melaksanakan perintah beliau ﷺ, setiba di Madinah, dipersaudarakan dengan Sahal bin Hunaif رضي الله عنه .

Lelaki mulia dan bertakwa ini termasuk salah seorang dari enam orang ahli Syura, Radhiyallahu Anhum ‘Ajma’iin dan sebagai khalifah rasyid yang keempat. Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه  adalah sahabat yang ketika Rasulullah ﷺ wafat dalam keadaan rida kepadanya.

Ksatria tanpa tanding yang tidak pernah terkalahkan saat pertarungan adu tanding melawan perwakilan musuh manapun ini mengikuti banyak peperangan, seperti perang Badar, perang Uhud, perang Khandaq, perang Khaibar; juga turut serta dalam perjanjian Hudaibiyah dan Baiat Ar-Ridhwan, serta mengikuti Fathul Makkah, perang Hunain, dan perang Thaif.

Ali bin Abi Thalib memiliki banyak keutamaan, diantaranya adalah termasuk 10 orang yang dijamin masuk surga (min ahlil jannah). Keutamaan berikutnya, Rasulullah ﷺ mengumumkan kepada khalayak saat perang Khaibar bahwa Allah ﷻ dan Rasul-Nya ﷺ mencintai Ali.

Keutamaan selanjutnya, ketika Rasulullah ﷺ berangkat ke Tabuk, Ali diangkat sebagai pengganti beliau ﷺ di Madinah, dan menjelaskan kedudukan Ali di sisi Rasulullah ﷺ seperti kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahnya. Banyak yang memanggilnya dengan  Abu Al-Hasan dan Al-Husain karena beliau adalah ayah dari dua pemimpin pemuda surga, yaitu Al-Hasan dan Al-Husain.

Lelaki yang bersahaja ini diangkat sebagai khalifah al-mahdiyin keempat setelah Utsman bin Affan رضي الله عنه . Amirul mukminin Ali menghadapi masalah yang berat, kondisi tidak stabil, pasukan di beberapa daerah seperti Irak membangkang dengan menarik diri dari pasukan, serta kondisi di wilayah Syam juga tercerai berai ke utara dan selatan.

Bahkan akhirnya Amirul mukminin pun dibunuh oleh komplotan pemberontak Khawarij yang dendam bernama ‘Abdurrahman bin ‘Amr (Ibnu Muljam Al-Himyari) dan ditemani oleh Wardan dan Syabib bin Barjah, pada malam Jum’at 17 Ramadhan 40 H di waktu sahur saat hendak berangkat ke masjid untuk salat Shubuh.

Ali bin Abi Thalib رضي الله عنه  menghembuskan nafas terakhir pada 21 Ramadhan 40 H dengan menyandang syahid dalam usia 63 tahun dan masa kekhalifahan Ali adalah 5 tahun kurang 3 bulan. Jenazah Syuhada ini dimakamkan di Darul Imarah di Kufah.

Semoga kita dapat senantiasa mencintai Ali bin Abi Thalib, terlebih Nabi ﷺ telah berjanji kepada Ali رضي الله عنه  bahwa tidak ada yang mencintai Ali kecuali ia seorang mukmin, dan tidak ada yang membenci Ali kecuali ia seorang munafik (HR. Muslim). Semoga Allah ﷻ senantiasa meridai ‘Ali bin Abi Thalib. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US