Jakarta - Berbagai kesulitan sering ditemukan di Indonesia terhadap kesulitan memiliki momongan atau bayi. banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, bisa dari faktor genetik atau penyakit yang dimiliki suatu pasangan.

GM medical bussiness dan operations PT Morula Indonesia dr. Azhar Nurbahri, MD., Menjelaskan, terkait isu kesulitan memiliki anak dikarenakan adanya masalah kesuburan pada perempuan, namun erat juga kaitannya dengan kualitas sperma laki-laki.

"Keinginan punya anak kontribusi bersama, baik calon ibu maupun calon ayah. Selama ini pikirnya hanya istri saja. Namun harus diperhatikan juga kualitas sperma laki-laki yang kadang memiliki permasalahan, jadi kondisi tidak memungkinkan punya keturunan." Ujar dokter Azhar dalam acara diskusi bersama Alodokter di RSU Bunda Jakarta, Menteng, Kamis (2/6).

"Kalau perempuan ada banyak faktor, paling berat karena usia, kalau menikah di atas usia 30 atau 35. Kemudian ada penyakit endrometiosis, PCOS," sambungnya.

Dalam hal ini, Alodokter, Telon Lang Plus, dan Morula Indonesia dari Bundamedik Healthcare System (BMHS) mengkampanyekan #SehangatHarapanIbu untuk menyemangati dan menginspirasi keluarga yang belum dikaruniai anak agar tak kehilangan harapan. Salah satunya, dengan menjalani program bayi tabung.

"Topik kehamilan, tumbuh kembang anak, bayi, itu adalah topik yang paling dicari dari jutaan konten yang ada di Alodokter. Inilah mengapa kami memahami bahwa keinginan memiliki seorang anak adalah impian bagi seluruh keluarga Indonesia," kata Co-Founder & President Director Alodokter Suci Arumsari.

Dia menambahkan bahwa pada kampanye kolaborasi #SehangatHarapanIbu, Alodokter memberikan kemudahan berkonsultasi melalui fitur Chat Dokter pada platform Alodokter terutama dengan dokter spesialis kandungan.

Dengan demikian, calon ibu dan calon ayah dapat memastikan untuk melanjutkan pada tahap tes fertilitas dan tahap-tahap berikutnya.

Selain itu, Alodokter juga memiliki jutaan konten mengenai program bayi tabung, menjaga kesuburan, dan mempersiapkan diri untuk kehamilan.

Sebagai informasi, data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut ada penurunan angka fertilitas di Indonesia.

Bahkan, hasil survei dan data Sensus Penduduk, angka fertilitas dinamika kependudukan di Indonesia mengalami penurunan dari sebesar 2,6 per wanita pada periode Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2012 menjadi 2,4 anak pada SDKI 2017.

Meski demikian, teknologi kesehatan seperti in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung dapat meningkatkan peluang pasangan untuk mendapatkan momongan.

Keuntungan utama dari program tersebut adalah kemungkinan tercapainya kehamilan yang sukses dan kelahiran bayi yang lebih sehat.

"Peluang kehamilan pada pasangan suami istri memang beragam, karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesuburan baik dari sisi suami ataupun istri. Program bayi tabung saat ini menjadi alternatif utama untuk memiliki buah hati," ujar General Manager Medical Business & Operations Morula Indonesia dr. Azhar Nurbahri, MD.

"Ini dapat dibuktikan dari catatan Morula Indonesia telah beroperasi selama 24 tahun, telah membantu lebih dari 100.000 pasien baik dari Indonesia maupun di luar negeri," tambahnya.

Dalam acara yang sama, Commercial Director PT Borden Eagle Indonesia Hamdan Dahlan mengatakan, sebagai perusahaan yang telah menemani para ibu di Indonesia sejak 1983, pihaknya sangat tergerak membantu pasangan menikah yang belum memiliki momongan dan memiliki tantangan infertilitas agar dapat merasakan kesempatan yang sama menjadi orang tua.

"Telon Lang Plus yakin sedang bekerja sama dengan partner terbaik di bidangnya yaitu Morula Indonesia dan Alodokter," ujarnya.