• News

Rusia Akan Hentikan Pengiriman Gas ke Orsted, Denmark

Akhyar Zein | Rabu, 01/06/2022 08:58 WIB
Rusia Akan Hentikan Pengiriman Gas ke Orsted, Denmark Ilustrasi: Logo Gazprom. Foto: Reuters

JAKARTA - Dalam dampak lanjutan dari perang Ukraina, raksasa energi Rusia Gazprom berjanji untuk memotong aliran gas alam ke Orsted Denmark dan Shell Energy Eropa mulai Rabu karena penolakan mereka untuk melakukan pembayaran dalam rubel.

"Pada 31 Mei, Gazprom Export telah menginformasikan kepada Orsted bahwa perusahaan akan menghentikan pasokan gas ke Orsted pada 1 Juni 2022 pukul 6:00 CEST," kata Orsted dalam sebuah pernyataan.

Mengulangi kembali bahwa Gazprom Export telah mempertahankan permintaannya agar Orsted membayar pasokan gas dalam rubel, Orsted menekankan tidak berkewajiban untuk melakukannya berdasarkan kontrak, dan perusahaan akan terus membayar dalam euro.

"Di Orsted, kami berdiri teguh dalam penolakan kami untuk membayar dalam rubel, dan kami telah mempersiapkan skenario ini, jadi kami masih berharap dapat memasok gas ke pelanggan kami. Situasi ini mendukung kebutuhan UE untuk menjadi independen dari Gas Rusia dengan mempercepat pembangunan energi terbarukan," kata Mads Nipper, CEO Orsted.

Perusahaan menggarisbawahi bahwa Orsted siap untuk situasi tersebut dan akan tetap berdialog dengan pihak berwenang mengenai situasi tersebut.

Gazprom juga mengatakan bahwa Shell Energy Europe gagal membayar pasokan gas ke Jerman, dan volume gas berdasarkan kesepakatan antara dua perusahaan mencapai 1,2 miliar meter kubik per tahun.

Pada akhir April, Gazprom menghentikan aliran gas ke Polandia dan Bulgaria, dengan mengatakan akan mematikan pasokan sampai kedua negara membayar dalam rubel. Pasokan gas alam ke Finlandia juga dipotong pada 21 Mei. Sebelumnya Selasa, aliran gas alam ke Belanda dihentikan karena pelanggaran pembayaran.

Rusia memperkenalkan persyaratan pembayaran rubel di bawah tekanan sanksi internasional atas perang di Ukraina, terutama dari Barat.

Menurut perkiraan PBB, setidaknya 4.113 warga sipil telah tewas dan 4.916 terluka di Ukraina sejak perang dimulai pada 24 Februari, dengan jumlah korban sebenarnya diyakini jauh lebih tinggi.

Lebih dari 6,8 juta orang telah melarikan diri ke negara lain, sementara lebih dari 7,7 juta telah mengungsi, menurut badan pengungsi PBB.

FOLLOW US