• News

Rusia Diserang, 59 Rumah di Desa Solokhi Belgorod Rusak akibat Penembakan Ukraina

Tri Umardini | Jum'at, 20/05/2022 22:15 WIB
Rusia Diserang, 59 Rumah di Desa Solokhi Belgorod Rusak akibat Penembakan Ukraina Ilustrasi perang Rusia-Ukraina. Rusia Diserang, 59 Rumah di Desa Solokhi Belgorod Rusak akibat Penembakan Ukraina. (FOTO: USNEWS)

JAKARTA - Desa Solokhi di Kota Belgorod, Rusia mendapat serangan dari wilayah Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

Kantor berita Rusia, Tass melaporkan, sebanyak 59 rumah mengalami kerusakan akibat penembakan Ukraina.

"Selama beberapa hari terakhir, desa di perbatasan kami, Solokhi ditembaki beberapa kali dari wilayah Ukraina," kata Gubernur Regional, Vyacheslav Gladkov, Kamis (19/5/2022).

"Kemarin, peluru merusak 19 rumah, termasuk 14 rumah untuk kedua kalinya. Secara keseluruhan, pekerjaan pemulihan harus dilakukan di 59 rumah, " tulis Gubernur di saluran Telegram-nya.

Pekerja konstruksi untuk sementara memasang bingkai jendela dan atap rumah.

"Upaya sedang dilakukan untuk memulihkan pasokan listrik di desa," kata Gladkov.

Desa Solokhi di wilayah Belgorod mendapat serangan dari wilayah Ukraina pada 18 Mei kemarin.

Pada 11 Mei, militer Ukraina menembaki komunitas tersebut, melukai tujuh warga sipil dan membunuh seorang warga berusia 18 tahun.

Sementara itu, tim pemimpin oposisi Rusia, Alexey Navalny mendesak lebih banyak sanksi Amerika Serikat (AS).

Dikutip Al Jazeera, Direktur Eksekutif Yayasan Anti-Korupsi itu mengatakan banyaknya sanksi dari Barat sejauh ini berdampak bagi Rusia.

"Mari kita lanjutkan, atau setidaknya umumkan, gelombang berikutnya," kata Ashurkov.

Lebih jauh, CNN melaporkan tokoh militer paling senior Ukraina bertemu dengan rekan-rekan NATO-nya dan memberikan penilaian yang optimis tentang konflik tersebut.

"Hari ini, kami tidak hanya membela diri. Kami telah melakukan serangkaian serangan balik yang berhasil," kata Jenderal Valeriy Zaluzhny, panglima Staf Umum Ukraina kepada Komite Militer NATO.

"Pasukan Ukraina telah membuka blokir pengepungan Kharkiv dan Mykolaiv, dan bertempur ke arah Kherson," katanya.

Zaluzhny menekankan bahwa Ukraina membayar harga yang sangat tinggi untuk kebebasan dan pilihan Eropa.

Sementara, Eropa sedang mengalami krisis keamanan terbesar sejak Perang Dunia Kedua.

"Sejak 2014, kami menyadari bahwa agresi skala penuh pada akhirnya akan dimulai, dan kami bersiap untuk itu," tambahnya.

Militer Ukraina telah "mengakui bahwa bulan pertama akan menjadi titik balik.

"Kami berhasil mengambil inisiatif strategis musuh, menyebabkan kerugian kritis, dan memaksa mereka untuk meninggalkan tujuan utama - merebut kota Kyiv," lanjutnya.

Namun, terlepas dari keberhasilan Ukraina, Rusia mempertahankan tembakan rudal dengan intensitas tinggi, rata-rata 10-14 rudal balistik dan jelajah per hari.

"Ini merupakan ancaman tidak hanya bagi Ukraina, tetapi juga bagi negara-negara anggota NATO dan itu penting untuk memperkuat pertahanan rudal," imbunya. (*)

FOLLOW US