• Oase

Selain Puasa 6 Hari, Salat Rawatib Merupakan Amalan di Bulan Syawal yang Sayang Dilewatkan

Tri Umardini | Sabtu, 07/05/2022 14:30 WIB
Selain Puasa 6 Hari, Salat Rawatib Merupakan Amalan di Bulan Syawal yang Sayang Dilewatkan Ilustrasi salat sunnah. (FOTO: ISTOCK)

JAKARTA - Bulan Syawal merupakan bulan yang istimewa bagi umat Islam di dunia.

Pasalnya, pada tanggal 1 dan 2 Syawal, umat Islam merayakan Hari Idul Fitri atau Lebaran.

Hari kemenangan karena telah berhasil beribadah puasa dan salat Tarawih sebulan penuh juga menahan hawa nafsu di bulan Ramadan.

Saat Syawal inilah umat Islam bersuka cita merayakan kemenangan, hari yang suci.

Namun kendati identik dengan perayaan, bulan Syawal juga ternyata memiliki keutamaan yang sayang dilewatkan.

Misalnya saja puasa Syawal selama enam hari yang bisa dikerjakan mulai hari kedua Lebaran.

Selain itu ternyata ada juga amalan salat rawatib.

Amalan bulan Syawal satu ini sering dilewatkan, padahal salat sunnah rawatib memiliki keutamaan yang luar biasa.

Pahala salat rawatib Isya itu bahkan pahalanya melebihi salat tarawih.

Kebanyakan orang sengaja meninggalkannya supaya cepat-cepat salat tarawih pada bulan Ramadan.

Demikian dijelaskan oleh Buya Yahya dalam Youtube Al-Bahjah TV.

Buya Yahya menjelaskan bahwa keutamaan salat rawatib itu pahalanya besar.

"Kebiasaan buruk meninggalkan rawatib di Ramadan harusnya jangan dibawa ke bulan Syawal," kata Buya Yahya.

Apabila ditemukan di satu masjid yang imamnya tidak mengerti aturan pahala rawatib, maka jamaahnya diperbolehkan melaksanakan salat ba`da Isya sendiri saja.

"Anda ingin mengerjakan sesuatu yang baik, tapi yang utama ditinggalkan," sebutnya.

Dalam menjalani salat yang benar, banyak kaidah salat tersebut yang harus dipelajari dan dipahami juga.

Supaya amalan bulan syawal menjadi sempurna, maka saran Buya Yahya kerjakan salat rawatib sesibuk apapun aktivitas.

Selain itu ada amalan sunnah yang umum dikerjakan pada bulan Syawal ini.

Buya Yahya mengatakan, bahwa anjuran puasa sunnah di bulan Syawal secara langsung diberitakan oleh Nabi Muhammad SAW.

Melaksanakan puasa sunnah bulan Syawal ini selama 6 hari itu bisa dilakukan dengan 2 cara.

Bisa berurutan, merangkai bersamaan di hari kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam, ketujuh di bulan Syawal.

Dan di hari ke 6 kita akan merayakan kupatan, atau hari kemenangan setelah 6 hari melaksanakan puasa sunnah.

Lantas, menurut sahabat dari Malikiyah menyebutkan, jangan sampai membebankan umat setelah puasa wajib dilanjutkan puasa sunnah.

Sehingga puasa sunnah bisa dilakukan secara berselang.

Dijelaskan Buya Yahya, puasa sunnah tidak dapat diqadha, namun puasa sunnah bisa diqadha dengan puasa sunnah yang lain.

Dengan puasa sunnah di bulan syawal selama 6 hari, maka nilai pahala puasanya akan setara dengan puasa sepanjang tahun.

"Mari saudara-saudariku, kesempatannya hanya di bulan Syawal, tidak ada di bulan lain, karena itu mari kita optimis memaksimalkan niat di dalam hati kita, untuk melaksanakannya," imbuhnya. (*)

 

FOLLOW US