JAKARTA - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada hari Kamis mengunjungi kota Borodyanka, Bucha dan Irpin di Ukraina.

Setelah memeriksa lingkungan Borodyanka yang dilanda perang, Guterres mengatakan dia membayangkan keluarganya di "salah satu rumah itu, sekarang hancur dan hitam."

Perang di abad ke-21 adalah “tidak masuk akal,” katanya.

Selama kunjungannya ke Bucha, ia menyatakan kepuasan bahwa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) menyelidiki insiden yang terjadi di kota tersebut.

Memuji kerja ICC, ia meminta Rusia untuk bekerja sama dengan pengadilan.

“Ketika kita berbicara tentang kejahatan perang, kita tidak bisa melupakan bahwa kejahatan terburuk adalah perang itu sendiri,” katanya.

“Warga sipil selalu membayar harga tertinggi. Warga sipil yang tidak bersalah tinggal di gedung-gedung ini. Mereka membayar harga tertinggi untuk perang yang tidak mereka sumbangkan sama sekali,” tambah Sekjen PBB itu.

Setidaknya 2.829 warga sipil telah tewas dan 3.182 lainnya terluka di Ukraina sejak perang dimulai pada 24 Februari, menurut perkiraan PBB. Jumlah korban sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.

Sejauh ini, 7,7 juta orang di Ukraina telah mengungsi, dengan lebih dari 5,3 juta mengungsi ke negara lain, menurut badan pengungsi PBB.