• News

YouTube Blokir Saluran Parlemen Rusia, Memicu Kemarahan Pejabat

Yati Maulana | Sabtu, 09/04/2022 19:02 WIB
YouTube Blokir Saluran Parlemen Rusia, Memicu Kemarahan Pejabat Suasana sidang parlemen Rusia yang disiarkan saluran Duma tapi kini diblokir oleh Youtube. Foto: Reuters

JAKARTA - YouTube emblokir Duma TV yang menyiarkan dari majelis rendah parlemen Rusia, menimbulkan tanggapan kemarahan dari para pejabat yang mengatakan layanan streaming paling populer di dunia dapat menghadapi pembatasan sebagai tanggapan.

Pada hari Sabtu, sebuah pesan di YouTube mengatakan saluran Duma telah "dihentikan karena melanggar Persyaratan Layanan YouTube". YouTube, yang dimiliki oleh Alphabet Inc`s (GOOGL.O), berada di bawah tekanan dari regulator komunikasi Rusia Roskomnadzor dan para pejabat dengan cepat merespons.

"Dari kelihatannya, YouTube telah menandatangani surat perintahnya sendiri. Simpan konten, transfer (itu) ke platform Rusia. Dan cepatlah," kata juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova di layanan pesan Telegram.

Pengawas komunikasi mengatakan telah meminta Google memulihkan akses ke saluran Duma segera. Perusahaan IT Amerika menganut posisi anti-Rusia yang jelas dalam perang informasi yang dilakukan oleh Barat melawan negara kita," kata Roskomnadzor.

Google mengatakan kepada Reuters dalam komentar email yang berkomitmen untuk mematuhi semua sanksi yang berlaku dan undang-undang kepatuhan perdagangan. "Jika kami menemukan bahwa suatu akun melanggar Persyaratan Layanan kami, kami akan mengambil tindakan yang sesuai. Tim kami memantau situasi dengan cermat untuk setiap pembaruan dan perubahan."

Vyacheslav Volodin, pembicara Duma, mengatakan langkah YouTube adalah bukti lebih lanjut dari pelanggaran hak dan kebebasan oleh Washington. "AS ingin mendapatkan monopoli dalam mempromosikan informasi. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi," kata Volodin di Telegram.

Rusia telah membatasi akses ke Facebook dan Instagram andalan Twitter (TWTR.N) dan Meta Platforms (FB.O) sejak mengirim ribuan tentara ke Ukraina pada 24 Februari.

Rusia sebelumnya telah mencoba untuk melarang aplikasi perpesanan Telegram, yang sekarang banyak digunakan oleh para pejabat, tetapi mencabut larangannya pada pertengahan 2020.

Beberapa media Rusia menyebut langkah itu sebagai sebuah kapitulasi, tetapi Roskomnadzor mengatakan tindakan itu dilakukan karena pendiri aplikasi Rusia, Pavel Durov, siap bekerja sama dalam memerangi terorisme dan ekstremisme di platform tersebut.

FOLLOW US