• News

Gereja Ortodoks Kecam Pengambilalihan Hotel Petra Oleh Pemukim Israel

Akhyar Zein | Rabu, 30/03/2022 20:59 WIB
Gereja Ortodoks Kecam Pengambilalihan Hotel Petra Oleh Pemukim Israel Patriarkat Ortodoks Yunani Yerusalem mengutuk penyitaan sebuah hotel bersejarah di kota yang diduduki oleh kelompok pemukim ilegal Israel (foto: orthodoxtimes.com)

JAKARTA - Patriarkat Ortodoks Yunani Yerusalem mengutuk penyitaan sebuah hotel bersejarah di kota yang diduduki oleh kelompok pemukim ilegal Israel.

Pada hari Minggu, pasukan polisi Israel dan anggota kelompok Ateret Cohanim memaksa masuk ke Hotel Petra yang bersejarah dan menyita sebagian darinya.

Hotel, yang menurut gereja dimiliki, biasanya digunakan oleh peziarah Kristen saat jatuh pada rute ziarah mereka.

Hotel bersejarah ini terletak di pintu masuk Bab Al-Khalil (Gerbang Hebron), salah satu gerbang Kota Tua Yerusalem, yang mengarah ke kawasan Kristen dan Armenia di kota dan ke tempat-tempat suci Kristen, termasuk Gereja Makam Suci, yang dianggap sebagai salah satu situs keagamaan paling suci bagi umat Kristen di seluruh dunia.

“Perampasan Hotel Little Petra oleh kelompok ekstremis radikal Ateret Cohanim merupakan ancaman bagi keberlangsungan Christian Quarter di Yerusalem,” kata patriarkat itu dalam sebuah pernyataan yang dibawa oleh situs web Orthodox Times.

Patriarkat memperingatkan terhadap tindakan tidak sah Israel yang berulang yang “mengikuti pola intimidasi, kekerasan, dan tindakan tanpa hukum untuk mengusir orang Kristen dan Muslim dari kota yang kita tinggali bersama.”

Ateret Cohanim, sebuah kelompok yang bekerja untuk membangun mayoritas Yahudi di Kota Tua Yerusalem, mengklaim telah membeli hotel Little Petra.

Pengadilan Israel masih menyelidiki perselisihan antara kedua pihak dan belum memutuskan kepemilikannya.

Langkah Israel “akan mengarah pada ketidakstabilan dan ketegangan pada saat semua mencoba untuk mengurangi dan membangun kepercayaan, untuk membangun keadilan dan perdamaian,” patriarkat memperingatkan.

“Tindakan pemaksaan dan kekerasan tidak dapat mengarah pada perdamaian,” katanya, menuntut penghentian “kegiatan kriminal di rute peziarah Kristen dan di Kota Tua kita yang tercinta.”

FOLLOW US